La Tour Eiffel
Menepati janji saya kemarin maka saat ini saya akan bercerita tentang menara Eiffel dan sekitarnya. Saat tiba di Paris, pertama yang ada dalam pikiran saya adalah menara Efiffel, menara ini sangat terkenal seantero jagad dan sering saya baca atau melihat foto atau gambarnya lewat televisi. Saya melihat pertama kali menara ini dari lantai 6 Institut Serviam atau Annuaira des Foyers Catholiques Student Domitory In Paris atau biara dan institusi milik para Suster Ursulin di Paris Perancis, sebetulnya jarak dari biara kami tidak terlalu jauh, hanya 10 menit perjalanan naik bis via Quai d’Orsay yakni 5,3 kilometer, atau kalau mau via boulevard du Montparnasse tapi dengan jarak agak lebih jauh yakni 15 menit dan menempuh 5, 5 kilometer. Atau ada alternatif lain yakni via Rue de Rivoli dengan jarak 6,5 kilometer sekitar 17 menit.
Menara setinggi 324 meter
yang berdiri dari tahun 1887 ini merupakan ikon pariwisata dan lambang
keromantisan dunia. Nah di tempat ini saya memang ingin pergi dan berfoto ria
di sana. Salah seorang Suster namanya Sr Antonia, ia bersedia menemani kami, ia
juga mengajak seorang Pastor SVD orang Indonesia yang sedang melanjutkan studi
di Paris untuk menghantar dan menjadi penterjemah kami.
Turun dari bis, kami semua berjalan kira-kira 10 menit masuk ke dalam area menara, lumayan jauh karena, jarak jalan besar ke taman harus melewati beberapa tempat indah dan bangunan-banguan tinggi yang indah. Menjadi agak lama karena hampir pasti kami berhenti di beberapa tempat untuk memandang gedung atau mendengar penterjemah kami bercerita tentang menara eiffel dan sekitarnya.
Dari kejauhan saya memandang menara ini sambi berucap dalam hati, akhirnya saya sampai di tempat ini, saya bisa meyaksikan banyak orang dari berbagai belahan dunia, juga keindahan menara ini. Paling bawah menara ini ada tempat yang lebar tapi anginnya sangat gede. Eiffel terbuat dari besi dan tinggi sekali sejauh mata memandang. Beberapa dari antara kami ingin sekali naik sampai ke puncak.
Tiket untuk naik menara ini dapat dibeli on the spot dengan harga tertentu tergantung usia dan ketinggian tertentu. Kalo hanya mau naik sampai lantai dua maka orang dengan usia 12 – 24 tahun dikenai 8 euro jika naik lift dan 5 euro jika naik tangga. Sedangkan jika hendak naik sampai puncak untuk orang dewasa harus bayar 25 euro dan anak-anak 12,50 euro, sedang untuk balita gratis. Atau kalo mau gratis maka kita bisa pergi ke tepian sungai Seine dan berfoto-foto dengan backround menara Eiffel. Waktu ini kami memilih tidak naik karena angin saat itu kencang, maka kami pergi ke tepian sebelah barat menara lalu berfoto-foto. Walau demikian tidak mengurangi kegembiraan kami.
Menatap menara Eiffel dari
jarak yang sangat dekat bahkan bisa naik ke lantai dua, terasa kental dengan nuansa
romantis, saya teringat film percintaan remaja Eiffel I’m In Love yang
mengadopsi novel best teller Rachmania Arunita, Saya seolah tersedot oleh film
yang pernah saya tonton itu. Saya akhirnya menjadi paham kalo menara ini dinilai
sangat romantis, saya melihat banyak pasangan yang duduk-duduk bergandengan
tangan, atau berpelukan dan foto. Saya bahkan dimintai tolong oleh sepasang remaja
dewasa untuk mengambil gambar mereka yang lagi berpelukan erat sambil
menempelkan pipi. Mereka minta saya untuk mengambil banyak sekali foto dengan
berbagai pose, dan saya dengan senang hati memenuhi permintaan mereka. Mereka
kemudian menawarkan untuk gantian mengambil foto saya, dan dengan senang hati
saya mengiyakan. Ada kejadian lucu ketika mereka bertanya pada saya, pasanganmu
mana? Apakah dia tidak ingin berfoto bersamamu? Hehehhe.. sambil tersipu saya
mengatakan kalo saya datang dengan teman-teman saya, “itu mereka” kata saya
sambil menunjuk teman-teman saya yang juga lagi sibuk mengambil gambar. Saya
melihat kegembiraan terpancar dari wajah para pengunjung, walau sinar matahari
panas tapi udara dingin agak sedikit menggigit.
Menara Eiffel ini merupakan sebuah menara
dengan struktur besi paling populer di dunia. Bangunan yang dalam bahasa
Perancis disebut La
Tour Eiffel diambil dari nama perancangnya Gustave
Eiffel, mulanya sang arsitek mengajukan
rancangannya kepada pemerintah kota Barcelona di Spanyol. Namun hasil
pemikirannya ditolak karena dianggap aneh serta menghabiskan banyak biaya,
ternyata karya besar ini menjadi ikon kota Paris.
Sebelum ke menara Eiffel,
kami sudah diingatkan supaya berhati-hati dengan barang bawaaan surat-surat
penting dan tentu saja uang,karena di daerah wisata ini banyak sekali tukang
copet. Jikalau ada yang mengajak bicara mesti lebih hati-hati, karena yang
mengajak kita bicara itu pasti ada temannya di sekitar, temannya yang lain akan
mengambil barang kita secara lihay sementara kita lagi diajak berbicara.
Memang sesampainya di taman wisata itu kami didatangi oleh banyak beberapa anak
muda perempuan dan cantik-cantik sambil membawa kertas dan alat tulis sambil
bertanya-tanya antara lain, kamu memakai bahasa apa, Inggris? Perancis? Kalau
memakai bahasa Inggris tolong diisi di sini, kalau bahasa Perancis tolong tulis
di kolom ini, sebetulnya kami bingung untuk apa sih ini, tapi karena sudah
diperingatkan untuk tidak meladeni maka kami semua bersikap cuek. Karena
dicuekin maka kami dijota’in ( dipelototin) oleh anak-anak muda ini, hehehe....
emang enak dikibulin apa...?
Pemerintah setempat sangat
menjaga tempat ini dengan baik, bersih, juga rapih. Taman rumputnya indah
sekali, saya lihat beberapa pengunjung mengambil gambar di tempat itu.
Sebetulnya dalam hati saya ingin sekali
mengunjungi terowongan yang menjadi tempat kecelakaan Lady Di dan Doddy El
Fayed, karena terowongani itu tempatnya
tidak jauh dari menara Eiffel, kira-kira 2 kilometer. Kata teman saya yang
menghantar kami, nanti sepulangnya dari Eiffel kita akan melalui tempat itu. Ternyata
yang dibilang melalui hanya melihatnya dari samping dan tidak masuk ke dalam
terowongan. Ah tak apa-apa lah yang penting punya gambaran tentang tempat itu.
Akhirnya apa yang saya inginkan dan telah saya baca di internet untuk
mempersiapkan diri akhirnya menjadi kenyataan, walau hanya melihat dari atas
(gak terlalu jauh juga sih) Terowongan dengan nama Place de I’Alma ini
panjangnya tidak lurus tapi agak melengkung dikit. Batas maksimum kecepatan
adalah 50 km per jam. Kebayang gak sih kecepatan mobil Lady Di waktu hari naas
itu? 200 km per jam bro. Sopir Lady Di menabrak pilar yang memisahkan jalur
barat dan jalur timur. Tragis banget ya.
Oh ya kembali tentang terowongan ini, menurut
teman saya ini, lampu terowongan itu tidak pernah mati untuk menghindari
kecelakaan yang sering terjadi di situ. Diatas terowongan itu terdapat sebuah
tugu memori untuk mengenang Putri Diana dengan nama The Flame Of Liberty de
Pont del’Alma. Tugu ini dikelilingi rantai yang akhirnya menjadi tempat
gantungan kunci gembok sebagai tanda cinta kepada Putri Diana. Terima kasih La Tour Eiffel , suatu
saat nanti kan kudatang kembali.
Komentar