Buah Mangga


Saya pernah iseng menghitung jumlah pohon mangga di halaman biara juga di kebun belakang, kata temanku, saya  kurang kerjaan, lha iya namanya juga lagi iseng. Tak kusangka kalo jumlah pohon mangga begitu bnyak, 50 pohon belum termasuk yang masih di stek atau masih bibit di polibeg. Bapak2 kebun rajin sekali memperbanyak pohon mangga apalagi jika pohon itu menghasilkan buah mangga yang enak dan manis. 

Saya sendiri tidak menyadari kalo banyak buah mangga enak yang ada di kebun belakang biara. Tahunya hanya di depan kamar makan karena itu jenis mangga lagi dan selalu full buahnya. Tuhan memang baik pada kami, buah mangga yang harum, letaknya juga tidak tinggi2 di dahan tapi di depan mata kami sehingga kalo mau makan buah tixak perlu jauh2 cukup membawa pisau dan ambil di kebun. Bahagia kan rasanya.  

Bukan hanya mangga yang menghasilkan buah berlimpah tapi ada juga advokad yang terkenal karena ketebalan buahnya, ada juga nanas yang seumur2 kurasakan manis buahnya. Saya bukan seorang pencinta nanas bahkan boleh dikatakan anti buah nanas tapi ketika mencoba buah nanas dari kebun langsung jatuh cinta. Sampai sekarang sy tidak mau makan buah nanas kalo bukan dari kebun biara, hehehe...Advokat di dekat kandang di belakang aduh rasanya pulen dan sungguh lezat. Ada juga buah rambutan yang kadang2 banyak tapi kadang juga sedikit buahnya, mungkin karena pada saat ia berbunga hujan dan angin datang sehingga menerbangkan semua calon buahnya ke tanah. 

Kembali pada mangga, ada 50 pohon mangga di kebun,yang paling banyak adalah manalagi, arum manis dan mangga yang buahnya gede dan panjang. Kata saya mangga pepaya, tapi ada juga nama yang sebenarnya. Nanti kalo ketemu namanya saya akan menulis di sini. 

Kelelawar selalu memberi tanda pada kami, jika malam2 kami mendengar obrolan kelelawar atau kepakan sayabnya maka itu menjadi tanda bahwa manggu mulai matang. Atau pagi2 setelah misa kelihatan halaman kebun penuh dengan kulit mangga dan kelopak2 mangga bekas makan kelelawar, kalo sudah begitu biasanya saya akan bicara pada pohon mangga, tolonglah berikan kami buahmu juga jangan hanya utk si codot. Atau kalo malam2 sehabis nakan malam saya akan ke kebun dan berdiri di bawah pohon sambil berucap seolah2 ada codot di situ, hai codot kita saling mencintai ya makan marilah kita berbagi. Tuh lihat bekas mangga yang tidak termakan bertebaran di tanah, sayang kan, mending kamu makan secukupnya dan yang lain berikan pada kami. Kami akan berjanji membagikan buah2 ini pada orag lain. 

Dan ajaib akibat perkataan itu besok pagi saya melihat bekas kulit mangga hanya segelintir di tanah. Berarti omongan saya di dengar oleh codot. Pada keswmpatan lain mangga manalgi yang tepat di depan kamar mandi lama berbuah sudah itu dikit lagi tidak sebnyak tahun2 kemarin. Seorang temanku mengajak saya untuk mengobrol dengan si mangga. Saya bilang ke pohon sambil memgusap pelan2 batangnya yang bisa saya jangkau, ayolah mangga betbuahlah yang banyak, kami janji akan membagikan buah2mu kepada tetangga, kepada guru dan karyawan kepada anak2 atau kepada siapa yang menginginkan buahmu. 

Benar di luar dugaan kami, tahun berikutnya ia berbuah amat sangat banyak, dan kami memenuhi janji kami utk berbagi dengan tetangga. 

Dari pengalaman ini saya semakin yakin, semua makluk perlu disapa entah pohon, hewan kecil, rumput dll. Pengalaman ini mengajarkan pada saya untuk memberi hati pada makluk lain, mereka memerlukan sapaan tulus kita. 

Maka sejak saat itu apapun saya sapa, jika melihat poho kering saya sempatkan bertanya kenapa, melihat bunga bagus dan cantik saya selalu memujinya. Mereka pun kemudian memberi respon positif yakni semakin memberikan diri seutuhnya untk kami. Maka dari itu perlu sapaan secara pribadi bukan saja pada pohon dll tapi juga pada sesama yang ada di sekitarku. Ada anak didikku yang lucu2 yag tentu saja memiliki masalah tersendiri di rumahnya, ada guru dan karyawan yang perlu diperhatikan, mereka membutuhkan sapaan kita untuk meneguhkan dan sekedar memberi kekuatan. 

Terima kasih Tuhan untuk sebuah kesadaran ini. Engkau menegurku lewat ciptaan di kebun kami.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard