Berdoa Itu Sederhana


Zaman kecil dulu kukenang dengan penuh kegembiraan pastor paroki kami seorang imam bule Belanda, tinggi banget, gagah dann botak. Kalau bertemu denganku dipeluk2 dan diayun-ayun....ihhh sebel. Tapi beliau sangat baik. Ia  pernah mengajarkan satu hal yang tak kan pernah kami lupakan. 

Sebagai anak-anak usia sekolah dasar, kami pernah dibantu dalam persiapan komuni pertama bersama teman2 yang diselenggarakan di gereja. Saya duduk disebelah kiri ibu guru yang memberi contoh sebagai seorang ibu dan di sebelah kanan pastor bule sebagai bapak. Si bapak memberi contoh pada kami untuk berdoa sebelum tidur dengam sebuah nyanyian. Ake turu mihi...hi...hi....Bule Belanda tapi bisa berbahasa Lamaholot. 

Kata-kata di atas artinya, jangan tidur dulu......jangan tidur dulu. Berdoa sebelum membaringkan badan bisa dilakukan dengam cara meletakkan sebuah batu diatas tempat tidur sehingga kalo kita mau tidur dan lupa doa maka pada saat membaringkan tubuh akan terkena batu yang diletakkan di atas kasur. Batu sebagai penanda bahwa saya belum berdoa, hehehe.....sebuah ajaran utk berdoa yang sangat sederhana. 

Sampai dengan detik ini aku tak pernah lupa ajaran itu sekaligus mengingatkan saya utk berdoa sebelum tidur. Ingatanku melayang tentang kebiasaan ortu jika hendak misa pagi di gereja, apalagi jika ada ujud khusus. 

Kami sekeluarga pernah pagi2 buta dibangunkan oleh mama utk ke gereja, semalam sdh diumumkan kalo besok pagi misa karena ulang tahun kematian entah nenek mama atau nenek Pa. Kebiasaan kami di desa memanggil kakek dan nenek dengam sebutan yg sama yakni nenek tapi diikuti nama belakang sebagai tanda pengenal. 

Nah begitulah kami pergi ke gereja dalam keadaan ngantuk, sampai gereja pintu gerbang belum dibuka. Kami semua berpandangan, dalam hati saya yakin kakak2ku mgomel wong aku juga ngomel kok, mbok tadi jangan cepet2 ke gereja, mbok tidur dulu agak lama dan seterusnya. 

Maka kami semua duduk di pintu gerbang gereja dannnnnn....tidur lagi, hahaha.....begitulah kukenang cara orangtua kami mengajarkan untul selalu berdoa dan mengenang sanak keluarga yang telah meninggal. 

Pengalaman tidur di depan pintu gereja telah mengajarkan banyak hal pada kami dalam bidang doa.  Cara lain memberi kami contoh doa, di rumah kami kalo lagi kedatangan tamu maka ayah saya paling suka kalo ada anaknya yg pimpin doa makan bersama. Entah mau pamer pada tamunya bahwa anaknya pinter doa atau apa sy tdk terlalu tahu. 

Seingat saya kami anak2 diberi tugas dan tanggung jawa selama seminggu utk memimpin doa makan. Sehingga kalo malam hari dengan ngantuk2 kami harus menunggu sampai selesai makan , bertugas doa barulah bisa tidur. Kalo mengingat2 tentang hal ini rasanya benar2 sebuah tanggung jawab yang harus diemban. Ini cara lain orangtua mengenalkan dan mengajarkan kami untuk berdoa. Satu kebiasaan bapak  saya adalah ketika kami di meja makan dan ribut karena cerita atau satu dan lain hal maka si bapak tiba2 diam sambil mengatupkan kedua tangan seolah2 sedang berdoa. Kalo sudah begitu maka kami semua diam karena mau berdoa. Mama kadang2 ngeledek suaminya, kamu berdoa apa sih sampai segitu khusuknya. Ini juga cara lain bagaimana mengajarkan kami berdoa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard