Triko dan Kadaffi
Saya pernah berteman dengan Triko dan
Kadaffi. Mereka adalah dua ekor anjing manis dan lucu. Triko gemuk, portur
tubuh pendek dan ada sedikit cacat pada kaki belakang bagian kiri. Ciri khas
Triko kalau berjalan adalah menggal menggol, badannya penuh daging bulu coklat
keputih2an dan sangat halus. Kalo Kadaffi sebaliknya, badannya kokoh dan kekar
dengan kaki2 yang kuat. Bulu tidak terlalu halus tapi keren.
Triko dan Kadaffi ini memiliki karakter
yag sangat berbeda, triko halus lembut, pendiam, bahkan saat lapar sekalipun
Triko diam saja menunggu sampai diberi makan. Ah Triko betapa manisnya dirimu.
Kadaffi lain lagi ribut melulu, lari sana sini, lihat daun bergerak angin saja
digonggong dengan kencang dikira musuh sama kadaffi. Kadaffi akan meloncat2
ketika akan diberi makan, piring atau mangkok berisi makanan akan ditarik tarik
sama dia. Ah kadaffi betapa tak sabarnya kamu.
Berdua ini adalah pengawal kami baik siang
maupun malam, mereka suka berjalan di kebun, singgah di dapur pada saat ada
kesibukan di sana, lari2 si lapangan dan suka iseng mengejar mobil yang
kebetulan lewat. Saya suka naik sepeda keliling lapangan dan mereka
biasanya akan berlari2 kecil mengiringiku sambil mengibas2kan ekor. Ah triko
dan kadaffi betapa kurindu saat itu. Tapi sesugguhnya saya lebih dekat dengan
Triko.
Hampir pasti setiap hari dia duduk di
pintu kantorku, duduk setengah tiduran dengan mata terpejam. Jika ada suara
asing telinganya langsung berdiri dan diikuti oleh tubuhnya. Kadangkala saya
tertawa kecil dan berkata gak apa2 Triko terus tidurlah kau, di sini tidak ada
ancaman atau pencuri yang masuk.
Pegawai di sekolah dan anak2 didikku sudah
sangat baik mengenal triko. Triko suka menemaniku pagi2 berdiri di depan
gerbang untuk salaman dengam anak, guru dan pegawai yang masul kerja. Setelah
menyalamiku mereka juga mengelus kepala triko sebagai tanda selamat pagi dan
triko dengam senang hati menerima salam itu. Kala ku berjalan dari kelas ke
kelas triko dengan setia mengikutiku dari belakang dengan pantatnya yang
menggal menggol.
Pada suatu hari triko pulang entah dari
mana dalam keadaan luka, kami semua terkejut. Pada punggung hampir dekat leher
ada luka yang berdarah2. Ya Tuhan, apa yang terjadi denganmu Triko?
Rupanya Triko habis dincar oleh orang2 yang kesemsem sama dengan dagingnya
Triko . Daging Triko pasti enak dan itu sepanci besar.
Dengan sedih saya membersihkan
lukanya dengan air hangat dan beberapa teman yang lain berusaha meramu obat
yang cocok utk lukanya. Triko diam saja dan sepertinya ia lemas. Maka dengan
cepat kubuatkan susu panas dan dengan perlahan memberi Triko minum.
Syukurlah Triko mau minum susu panas dan makan sedikit nasi dicampur lauk.
Malam itu kami tidak mengijinkan Triko tidur di kandangnya, kami membuat
tempat tidur sederhana di sudut gudang dekat dapur. Biarlah malam
ini Triko berisitrahat di gudang. Ku dengar dari kandang
suara Kadaffi. Tentu dia mencari cari saudarinya ini. Maka kupergi ke
kandang dan mengatakan pada Kadafi, malam ini kamu tidur sendiri
ya Triko sakit.
Selama beberapa hari Triko sakit dan
kami belum menemukan obat yang pas untuknya. Hari ke tiga saya
mendengar Triko batuk seperti batuk berlendir. Oh nampaknya Triko
mengalami luka dalam dan bernanah. Maka tanpa bicara kucari di kotak obat
Amoxilin, pikirku manatau obat yang biasa saya minum kalo flu berat bisa juga
menolong Triko. Maka amoxilin saya haluskan campur sedikit air lalu
minta Triko mangap. Ayo Ko, mangap ini obat untukmu, dan Triko
mangap, tak kusangka dia nurut.
Begitulah selama 3 hari setiap
malam Triko kuberi minum amoxilin. Syukurlah dia tidak batuk lagi dan
nampak segar. Malam hari ke 4 saya membuat lagi cairan amoxilin sambil
memanggil2 Triko. Ternyata Triko di halaman, kudekati dia tapi
rupanya dia ogah minum obat lagi, dia ngeloyor pergi ke bawah pohon mangga,
kuikuti dia sambil membujuk2 ayo Ko minum ini kamu kan masih sakit,
hehehe....Triko tetap gak mau minum lagi. Baiklah Ko kamu sudah sembuh kan?
Sejak itu amoxilin menjadi salah satu obat
wajib di kotak obat kami karena sudah terbukti dia mampu mengobati luka dalam
siapa saja yag sakit. Triko punya kebiasaan yang baik yakni dia tidak akan
masuk ke kamar makan. Dia dengan sabar menunggu di pintu kamar makan, ini
ajaran yang baik demikian juga kadaffi. Mereka akan mendapat jatah makan
setelah kami selesai makan. Biasanya setelah beres makan, Triko biasa
datang dan duduk di bawah kakiku. Sambil kubelai2 kepalanya saya suka bertanya
hari ini kamu nakal gak Ko? Atau kadaffi yang nakal? Kadaffi biasannya akan
memberi tanda entah dengan gerakan ekornya atau dengkingan kecil
sebagai reaksi atas pertanyaanku. Beda dengan Triko dia diam
seribu bahasa. Perlakuan Triko yang paling membuatku terharu adalah ketika
saya pulang sekolah dia akan berlari dengan menggal menggol menjemputku di
kebun atau lapangan, sambil meletakkan tas
di kursi taman Triko kuajak duduk juga sambil kami bercerita. Orang2 yang
melihat kami pasti bingung karena kami berdua dan sesekali bertiga nampak
gembira dan bermain bersama. Saya mengerti gerak gerik Triko dan Kaddafi
dan mrk juga mengerti apa yang menjadi keinginanku.
Begitulah persahabatan kami mesra dan penuh sayang. Kami bisa merasakah ketulusan satu sama lain. Triko dan Kadaffi mengajarkan pada saya bahwa semua makluk hidup ciptaan Tuhan punya cinta dan kasih yang sama, kita bisa menangkap rasa itu apabila kita mengunakan gelombang yang sama. Entah apa kabarnya Triko dan Kadaffi setelah lama kutinggalkan mereka. Semoga mereka tetap sehat.
Komentar