Your Life is Your Message
Dalam
hidup kita sering kali bertemu orang, entah itu orangtua, kaum muda, anak-anak bahkan bisa jadi itu orang penting
ataupun orang biasa saja. Untuk orang yang aktif bekerja, setiap hari pasti
bertemu banyak orang. Ketika berjumpa dengan orang lain ada banyak hal bisa
terjadi. Misalnya ada dialog, ada percakapan, ada saling memberi info atau juga
bisa saling mendengarkan. Selain itu dapat terjadi di setiap perjumpaan ada
saling bertukar senyum, menyapa atau tepukan di pundak dan lain-lain.
Perjumpaan
tidak saja pada benda
hidup atau manusia rapi juga bisa terjadi pada makhluk hidup lain. Kadang kita
bertemu pohon, hutan, air, embun, kembang yang menyejukkan mata, udara segar
dan lain sebagianya. Inti dari sebuah perjumpaan adalah mutu pertemuan itu
sendiri. Apakah ada makna dari sebuah perjumpaan ini? Ketika saya berjumpa
dengan murid-murid
saya di sekolah apa yang terjadi? Anak-anak didik menjadi senang dan gembira ataukah mereka
merasa takut? Ketika saya berjumpa dengan umat di lingkungan apa yang terjadi?
Ketika saya bertemu pohon, air, tanaman, burung dan lain-lain apakah yang terjadi dengan diri saya?
Saya gembira dan merasa damai? Saya senang dan ingin terus berada ditempat itu? Saya
gelisah dan ingin2 cepat pulang?
Setiap perjumpaan adalah pesan, pesan yang harus tersampaikan lewat kata-kata,
senyum dan sentuhan.
Sukacita
dalam hidup dan perutusan adalah ciri utama sebagai saksi, sebagai pewarta dan
sahabat. Di mana seorang religius
berada hampir pasti di situ ada kegembiraan, ada harapan, membuat dunia
bangkit. Gembira dan gembira. Maka sebagai seorang religius saya harus gembira,
tekun dan setia, saya
sadar bahwa saya dipanggil Tuhan, saya disapa, diubah maka dengan sukacita saya menjawab “ ya “ atas penggilanNya.
Oleh
karena itu yang harus saya lakukan adalah melangkah keluar menjumpai sesama.
Pesan hidup saya jelas bahwa saya selalu membawa kegembiraan di manapun saya pergi. Untuk sampai pada situasi seperti ini saya harus
melewati beberapa jalan utama yang disebut jalan kesucian. Saya harus lepas
bebas (iya ini harus), sederhana dan miskin hatinya. Apa yang dimaksud dengan
miskin hati? Artinya saya tidak memiliki keinginan lain selain melayani Tuhan
dan sesama dengan sungguh. Saya perlu melatih kelemahlembutan saya, rendah
hati, percaya pada Allah, peduli, bela rasa, punya hati bagi sesama, hidupku selalu tertuju kepada
kebenaran dan keadilan, bertindak belaskasih nyata dan pengampunan, murni,
bersih hati, menaburkan kedamaian dan setia melaksanakan injil. Ini dinamakan jalan kesucian.
Apakah
saya sanggup menjalaninya? Harus karena saya telah memilih jalan ini untuk seumur
hidup. Jalan ini akan penuh dengan duri tapi ketika saya menjalaninya dengan penuh sukacita maka
semuanya akan bertabur bunga. Akan ada banyak bala bantuan yang siap menolong.
Ketika
Yesus bertemu dengan Wanita Samaria di sumur Yakup di kota Sikhar apa yang terjadi?
Telah terjadi 4 hal tabu di pertemuan itu. Pertama
: Yesus adalah orang Yahudi dan wanita itu orang Samaria ( orang Yahudi tidak
boleh bercakap2 dengan orang Samaria) kedua : Yesus adalah laki2
dan perempuan
itu bukan muhrimnya. Ketiga :
Perempuan itu pasti bukan perempuan
baik-baik
karena ia berani berjalan sendiri meninggalkan suami dan desanya, berani
keluar. Kalau wanita baik-baik ia
tentu tak alan melakukan hal ini. Keempat
: jam 12 siang adalah jam tidak lazim orang menimba air, jam segitu semua orang
berada di rumah dan wanita itu menggunakan kesempatan untuk pergi ke sumur untuk menimba air supaya
ia tidak dilihat orang. Mengapa? Karena ia malu, malu dengan sikap dan perilaku
yang tidak terpuji di masyarakat. Terlepas dari beberapa hal di atas, pertemuan itu telah membuka percakapan penting. Yesus
memgatakan yang sebenarnya tentang
perempuan itu, Yesus berbicara tentang air hidup, tentang kerajaan Allah bahkan
perkataan Yesus membuat wanita itu mengenal dirinya sendiri.
Yang
terjadi setelah itu bukan saja Yesus meminta minum tapi malah sebaliknya wanita
meminta air hidup pada Yesus. Wanita itu berlari masuk ke kampung dan bercerita
tentang Yesus di sana sehingga membuat banyak orang keluar kampung untuk
berlari kepada Yesus.
Perjumpaan wanita dengan dengan Yesus seketika
mengubah hidupnya. Ia
menjadi sadar akan sepak terjangnya selama ini, matanya terbuka bahwa ia sedang
berhadapan dengan Yesus Sang Penyelamat,
selain sadar ia juga tergerak untuk menyampaikan firman ini kepada orang
lain agar mereka pun dapat berjumpa dengan Yesus seperti dirinya. Kehadiran Yesus membawa pesan.
Inilah makna pertemuan yang sesungguhnya.
Pertemuan yang mampu mengubah, perjumpaan yang mampu membuat kita bercerita
tentang makna perjumpaan yang sebenarnya.
Kembali
pada diri sendiri, setiap hari saya berjumpa dengan Yesus entah lewat bacaan
injil, lewat ekaristi yang selalu saya rayakan bersama umat, apakah perjumpaan
itu memberi makna tertentu untuk diri saya? Sekian sering saya tidak merasa apa-apa karena perasaan dan hati saya tertutup oleh banyak hal yang tidak penting
atau remeh temeh yang tidak
urgen amat. Tidak penting
karena waktu di gereja dihabiskan dengan mengelamun, melanjutkan tidur, melihat kiri dan
kanan semua umat yang ikut misa,
keren dan waktu habis, tapi
tidak menangkap apapun pesan Yesus.
Ini
bukan namanya perjumpaan tetapi rutinitas belaka. Mungkin kalau saya mulai
bersungguh-sungguh
menyiapkan waktu, mengatur jadwal tidur agar tidak mengantuk keesokan harinya, belajar tenang dan
tidak gopoh gapah. Dalam doa harian pun kadangkala itu mengalir begitu saja tanpa
ada hal baik yang bisa dipetik hari itu. Kalau bisa dikatakan ini
warning atau peringatan keras buat saya. Mulailah untuk
tertib, mulailah dengan membuka diri, mulailah dengan semangat miskin, mulailah dengan kerinduan untuk berjumpa Yesus.
Hasil dari semua ini adalah perjumpaan antara saya dengan semua orang di sekitarku juga menjadi
tak bermakna apa-apa,
berlalu begitu saja. Padahal setiap hari saya bertemu dengan begitu bamyak
bocah. Anak-anak ini
dengan perasaannya yang jeli mereka mampu menangkap cinta walau sedemikian
kecilnya. Maka mulailah
meningkatkan mutu kehadiran di rumah dan di sekolah atau di tempat lain di mana kita berasaagar
semakin banyak orang mengenalMu,
sekali lagi karena kehadiran kita adalah pesan.
Kata
Pope Francis “ harapan itu selalu ada, senantiasa tenang, sederhana dan kuat”
Kekuatan seseorang yang utama itu terletak pada ketenangan, tenang untuk
melihat ke dalam bahwa masa depan masih ada. Ketenangan itu sangat perlu,
dengan situasi tenang kita fokus, bisa berpikir jernih, dapat merencanakan hal-hal besar dengan lebih saksama. Ketenangan
bisa dilihat dari cara hidup kita. Kita tidak grasak grusuk, tidak spontan
memberi reaksi, tidak asal main berucap tanpa mikir dst.
Apa
ciri-ciri
dari komunitas yang berpengharapan? Adalah komunitas yang tenang, kontemplastif,
penuh persaudaraan dan aktif terlibat keluar menuju kepada kedalaman iman dan
semangat misioner. Ciri yang lain adalah komunitas yang mau bekerja, yang mau
kotor dan terluka karena melayani dan tidak berpusat pada diri. Komunitas yang
terus berproses untuk bertumbuh atau on going formation yang tidak pernah usai
melainkan selalu memiliki ruang untuk inovasi dalam menghadapi tantangan. Nah
bagaimana komunitas macam ini bisa dibentuk? Komunitas terbentuk dari kekhasan
anggota, dalam keterlibatan semua untuk menghadapi pergumulan bersama.
Komunitas yang terbentuk ini harus memiliki harapan, kesanggupan untuk bertahan
dan bertekun. Jangan menutup diri melainkan melangkah keluar, jangan kehilangan
kepercayaan, melangkah lah maju dengan tekun, jangan mudah menyerah,
melangkahlah dengan berani.
Saya
adalah bagian dari komunitas, apa sumbanganku terbesar untuk komunitasku ini?
Sedikit banyaknya kehadiran dan hidupku di komunitas memberi warna tersendiri,
saya baik dan perhatian maka akan terbentuk komunitas yang baik pula,
sebaliknya bila saya acuh tak acuh dan mau menang sendiri maka komunitas yang
saya bangun adalah komunitas yang cuek dan acuk tak acuh juga. Kalau diingat-ingat, komunitas memberi sumbangan besar dalam hidup saya. Saya bisa
menjadi seperti ini (tanggung jawab, perhatian, jujur, melayani, penuh
kegembiraan, peka dan setia, wawasan luas dll ) adalah juga karena intervensi
komunitas. Komunitas tempat saya belajar berdoa, belajar melayani, belajar
tanggung jawab dan setia. Maka berusahalah menjadi anggota komunitas yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup komunitas. Janganlah komunitas
menjadi asing dan aneh karena ulahmu yang selalu merasa tak puas, semoga
komunitasmu tidak menjadi mati dan kehilangan harapan karena hidupmu yang tidak
jelas, tidak menyumbangkan apa-apa,
mati hidupnya sebuah komunitas tergantung saya sebagai salah satu anggota yang
memberi warna dan harapan tersendiri. Dengan tekad yang kuat saya harus :
berani mengatakan yang benar dan yang salah, saya harus tunjukkan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu
memegang kendali atas nama kuasa melainkan karena tanggung jawab.
Sekali lagi kehadiran saya adalah pesan bagi komunitasku.
Komunitasku harus gembira, komunitasku harus kerja sama dan saling
mendengarkan, komunitasku harus penuh iman, komunitasku harus subur supaya
kesuburan itu dapat mengalir ke karya kerasulan. Terbuka tanpa intrik kebencian
itu yang utama. Tuhan,
semoga kehadiranku menjadi pesan istimewa untuk komunitas.
Let
us not close our hearts
Let
us not lose confidence
Let
us not give up
Komentar