Berkencan Dengan Spirit
Kalau
kita sering terkejut (istilah sopan untuk merasa gagal, terjerat kesedihan,
kecewa yang tak ada habisnya) berarti hidup kita belum mendalam. Yang dimaksud
belum mendalam adalah kita belum berakar dalam spirit yang kita dalami selama
ini. Spirit itu seperti caraku berpikir, cara bersikap, berkata dalam seluruh
hidup. Arti selanjutnya belum mendalam berarti hidup saya masih mengambang.
Tentu saja hidup mengambang dan tanpa pijakan ini rentan berubah. Jika ada
sesuatu entah ketidakberesan dalam karya atau relasi, maka dalam sekejap timbul
rasa sedih dan putus asa, ketika pendampingan anak tidak sesuai dengan hasil
yang diharapkan langsung kecewa. Kalau kita pernah lihat tanaman akar
mengambang (biasanya tanaman air) biasanya begitu ada angin yang membuat air
beriak maka tanaman itu bisa langsung berpindah tempat, atau ketika ada
pergerakan walau sedikitpun maka tanaman air bisa berubah.
Perumpamaan
tentang benih gandum dan ilalang membuat cemas para pengikut Yesus tapi tidak
untuk pemilik ladang. Mengapa pemilik ladang tidak galau padahal di ladangnya
sedang tumbuh daun-daun hijau yang makin lama kelihatan berbeda? Daun hijau itu
tidak saja daun gandum tapi juga daun ilalang, mereka tumbuh bersamaan. Pemilik
ladang tidak kecewa karena dia percaya bahwa benih gandum yang ia taburkan
pasti akan bertumbuh gandum, tidak mungkin ilalang, persoalan bahwa ilalang
menghambat pertumbuhan gandum itu soal lain lagi, itu adalah persoalan ahli
biologi, ia yang akan memberi petunjuk bagaimana supaya ilalang tidak mengganggu
pertumbuhan gandum. Gandum itu adalah benih baik yang ditabur oleh Tuhan
sedangkan ilalang adalah benih setan, maka mari kita fokus pada benih baik,
jangan peduli pada usaha setan untuk mengacaukan hati. Kembali pada kedalaman
hati, jika hidup kita tidak mendalam maka usaha setan untuk mengacaukan hidup
kita akan berjalan lancar. Sekali lagi jangan peduli pada setan, Beri perhatian
pada benih yang Tuhan tabur dalam hati kita, percaya saja pasti akan berakar
dan bertumbuh dengan baik.
Sebagai
seorang Ursulin kita harus berakar pada spirit St Angela yaitu cara St Angela
berpikir, bersikap, berkata dan bertindak di seluruh hidupnya. Spirit ini
tercantum dalam kata-kata yang ia ucapkan dan tertulis rapi dalam regula,
nasihat dan warisan yang sampai sekrang tetap menjadi sumber studi terbaik bagi
kita para suster Ursulin. Akar Merician ini harus tertanam kuat dalam setiap
pribadi kita dan harus menjadi sumber yang terus menerus dipelajari dan
diperdalam. Inspirasi dasar seluruh gerak Merician ini menjadi warna Ursulin di
manapun seorang Ursuln berada. Bagaimana supaya spirit Merician ini menjadi
milik? Satu-satunya adalah studi mendalam dan terus menerus tentang spirit
Angela, dengan kata lain relasi kita sebagai seorang Ursulin dengan St Angela
mesti terjaga dengan baik dan setiap saat harus diperbaharui.
Kadang-kadang
cara saya berkata dan berucap, cara saya berpikir dan bertindak sangat jauh
dari apa yang telah saya pelajari dari spirit Angela, mengapa demikian,
kadang-kadang karena keterbatasan manusiawi (irihati, jengkel, kecewa, marah,
malas) menghambat untuk maju. Seringkali keterbatasan manusiawi ini menjadi
kambing hitam (jika tidak mau dibilang…….) dan seringkali disalahkan. Padahal
kalau kita mau jujur, keterbatasan manusiawi kita bisa kita tolak dan halau,
caranya bagaimana? Usir kemalasan kita dengan mau belajar, tolak rasa marah
dengan kesabaran, buang jauh-jauh rasa iri hati dengan terus berjuang tanpa
kenal batas, gampang sebetulnya kalau diucapkan tetapi membutuhkan tenaga dan
kesabaran untuk merealisasikan.
St
Angela mengatakan langkah anda yang pertama senantiasa datang kepada kaki
Yesus, dengan kata lain ia mau mengatakan, berdoa, jangan abaikan doa karena ia
sumber kekuatan kita. Doa seringkali menjadi nomor kesekian dalam seluruh
aktivitas harian kita apalagi jika sedang ada kesibukan yang sungguh menyita
waktu maka doa dipending, doa akan diingat kembali ketika mengalami tantangan
dankesusahan. Sebetulnya St Angela mengajarkan kepada kita para pengikutnya
bahwa kapanpun dan di mana[un kita harus selalu berdoa. Ada banyak kasus dan
persoalan yang tidak bisa kita tangani tetapi ketika minta bantuan pada Tuhan
maka IA segera turun tangan.
Pada
kesempatan lain St Angela mengatakan hiduplah dalam keserasian, terikat satu
sama lain dalam cinta kasih, ini ia memberi tekanan utama pada hidup bersama
dalam komunitas, benarkan di dalam komunitas kita sudah ada keterikatan satu
sama lain? Barangkali kita masih mempertahankan nama baik komunitas, atau korps
Ursulin masih kita perjuangkan di mana saja kita berada, tetapi kita jujur
melihat dalam scope kecil hidup bersama di komunitas, paling sering namapk ada
kurangnya komunikasi satu sama lain, lebih senang berbicara lewat group WA
daripada omong langsung, kadang ada salah paham dan kurang pengertian lalu menjadi
bahan pembicaraan di belakang atau bisik-bisik antara dua atau tiga orang. St
Angela tidak mengajarkan demikian, jika kita ingin komunitas kita bertumbuh
dengan sehat maka marilah berbicara hati ke hati, saling terbuka dan membangun.
Hambatan lain dalam berkomunikasi adalah belum apa-apa sudah merasa di tolak
oleh orang lain jadi lebih baik diam dan mengerjakan sendiri. Hampir pasti kita
semua pernah mengalami hal ini. Ada lagi yang bisa dikatakan hambatan dalam
komunikasi adalah berbuat merasa kalau komunitas tidak bakal mendukung karya
kita kalau dibicarakan bersama, nanti kalau sudah jadi dulu baru berbicara.
Mending kalau itu sesuatu yang baik, kalau yang kurang baik?
Kadang
kita tidak trampil dalam mengendalikan diri dalam banyak hal, yang galak akan
semakin galak karena tidak pernah mengolah diri, yang pendiam karena menyimpan
banyak persoalan akan semakin tenggelam dalam diam. Dalam hal ini St Angela
tampil berbicara agar tidak meninggalkan doa, dengan doa kita dapat mengekang
keinginan badan dan perasaan, demikian pula melalui doa kita memperoleh dari
Allah rahmat hidup rohani. Berdoa juga harus berasal dari kedalaman jiwa dan
hati karena kitapun senantiasa membutuhkan pertolongan ilahi.
Dalam
banyak hal, pendidikan atau pembentukan kita para suster Ursulin hanya berhenti
setelah selesai masa novisiat, memang setelah itu masih ada pembentukan
lanjutan para yuniorat, atau pembinaan kakelita dan lain sebagainya tetapi
setelah itu kita tidak dilatih lagi karena terbentur dengan kesibukan karya di
komunitas, Maka sekian sering kita berjalan di temapt atau berjalan tapi tak
tentu arah. Ini bukan karangan belaka tetapi menjadi bahan refleksi bersama,
apakah saya hanya berjalan di tempat selama ini, atau saya berjalan tetapi
tidak tentu arah? Bisa saja terjadi saya berkembang dengan baik tapi mesti
diteliti apakah perkembanganku seiring dengan maksud Tuhan? Berhati-hatilah
selalu jangan sampai kita tinggal dalam kesombongan karena merasa bisa
melakukan banyak hal.
Bersikap
hati-hati ini sangat perlu, kita perlu mengecek dengan teliti apakah saya telah
bersikap sesuai dengan realita, bagaiaman sikapku terhadap struktur dan cara
kepemimpinan di segala bidang? Spirit yang saya hidupi apakah benar dan sesuai?
Bagaimana cara saya bertumbuh dalam sikap-sikap ilahi yang tertera dalam
panggilanku? Bagaimana saya bertanggung jawab terhadap para pemimpinku?
Santa Angela Merici
dalam sebuah nasihatnya mengatakan semoga
tugas ini tidak menjadi beban, tetapi menjadi berkat untuk setiap langkah hidup
dan karya kita sebagai Ursulin di masa mendatang. Soli Deo Gloria.
Komentar
https://bit.ly/32BKj8J