Membaca Tanda Zaman
Tanda jaman itu apa? Apakah tiap jaman memilik tandanya
sendiri yang harus kita baca? Orang biasa mengatakan dulu lain ya dibanding
jaman sekarang? Apanya yang lain? Orang-orangnya ataukah situasi yang mengitari
manusia? Jaman dulu ditandai dengan berbagai macam peristiwa yang tentu beda
dengan jaman sekarang. Pada jamannya dulu peristiwa itu begitu berkesan dan
menimbulkan rasa hormat tapi jika dibandingkan dengan jaman sekarang menjadi
biasa saja dan terkesan kuno.
Setiap jaman mempunyai cirri khas tersendiri. Kalau dulu
jika ada celana jins yang sudah robek atau warnanya sudah pudar maka [asti akan
dibuang oleh pemiliknya. Tapi kalau sekarang semakin celana jins itu pudar
warnanya semakin enak ia untuk dipakai, semakin sobek celananya, semakin up to
date celananya. ORang yang memakainya pun tampak benar-benar percaya diri.
Celana sobek yang dipakai telah menjadi model fashion zaman ini. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa anak muda jaman sekarang sedang berada dalam kebebasan
batin, mereka sangat bebas berekspresi dalam bereskplorasi.
Pengalamanku sebagai orang yang tidak muda lagi juga
belum terlalu tua, membawa ingatanku di jaman dahulu. Dulu kami bisa bermain
lompat tali dengan riang gembira, bisa mandi di sungai tanpa takut kotor, bisa
berjalan kaki dan berlarian di hutan dengan senang hati, bermain petak umpet
dengan teman sekampung tanpa segan, zaman di mana kami bisa menyaksikan masa
kejayaan lampu petromaks, masih mengalami masak di dapur dengan tungku api,
amat senang jika ke hutan mencari kayu bakar bertemu ular, bertemu hewan lain,
makan buah-buahan hutan yang manis dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan anak sekarang? Gadget menutup akses
relasi social dengan orang lain. Anak tekun dengan handphone demikian juga
orangtua mereka, boleh duduk bersama di ruang rekreasi tapi masing-masing sibuk
dengan HP, segalanya dilupakan. Kalau lapar tinggal pencat pencet, gojek antar
makanan, pingin ketemu teman tinggal online sepuasnya dengan sahabat yang jauh
di sana. HP mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Tidak ada salahnya kita bermain HP. Tidak apa-apa kalau
anak-anak kita berikan HP untuk sekedar berselancarkan rfresing setelah sekian
lama belajar di sekolah, tapi semua itu ada batasnya. Mereka tidak perlu berjam-jam
menatap HP dan melupakan semua di sekitarnya. Game online selain merenggangkan
relasi social juga membawa dampak negative dan rentan terhadap sakit mata.
Jaringan jaringan halus di sekitar mata dapat berakibat buruk untuk pengelihatan
kita selanjutnya. Otak kita juga kalau terus menerus dirangsang untuk melihat
HP lama kelamaan akan bosan dan bahkan bisa membuat kerusakan otak yang
permanen.
Zaman bergerak secara berBEDA dari saat ke saat, dan itu
ditandai dengan perubahan yang cukup kentara. Zaman sekarang yang ditandai
dengan perkembangan IT yang tak berkesudahan, membawa aura positif tapi juga
negative. Sebagai seorang pendidik, jika membandingkan anak 10 tahun yang lalau
dengan anak zaman sekarang amat kentara perbedaannya. Anak zaman dulu masih ada
tuh yang namanya sopan santun, masih juga yang namanya saling menghargai,
apalagi jika berhadapan dengan orangtua. Jika orangtua berbicara, kita masih
mendengarkan, masih memberi perhatian bahkan masih bisa menuruti apa kata
orangtua. Sedangkan anak zaman ini ditandai dengan melejitnya kemampuan mereka
di segala bidang, bahkan tanpa gurupun mereka masih bisa menjadi pintar, guru
dan sekolah hanya sebagai sarana penghasil ijazah (Karena ijazah masih
merupakan barang terhormat zaman ini).
Di dalam kelas bisa terjadi anak menampilkan wajah
sekolah yang baik, sopan, tertib, ramah, jujur dan suka menolong. Tetapi belum
tentu jika mereka berada di luar sekolah, bisa terjadi mereka menampakkan wajah
yang sebaliknya. Belum lama saya mendengar cerita tentang seorang anak yang
saya kenal, yang dulu ketika ia di sekolah anaknya sangat baik dan penurut,
rajin belajar dan bahkan menjadi anak yang pinter. Selang beberapa tahun ia
berubah total, menjadi anak yang heboh karena terlibat dalam pusaran pacaran
yang tidak sehat. Saya bingung ini kesalahan siapa? Orangtua atau guru? Atau
orang dewasa yang ada di skeitar mereka memberi contoh yang salah?
INi mungkin salah satu proses pendidikan yang keras kalau
bisa dikatakan demikian, proses pendidikan yang menginginkan anak tampil
sempurna di sekolah ternyata tampilan yang mereka berikan hanya fatamorgana,
mereka hanya ingin memberi kepuasan semua kepada guru karena ternyata mereka
memakai topeng. Sebagai seorang pendidik sudah saatnya berbenah dan
mengevaluasi proses pendidikan zaman ini, apakah masih sesuai dengan
perkembangan anak? Dalam banyak hal, masih ada orangtua dan guru (termasuk saya)
yang merasa pendidikan dengan gaya konvensial masih penting untuk zaman ini.
Pendidikan Ursulin salah satu lembaga pendidikan tertua
di Indonesia yang masih mengemban gaya ini. Sekian sering di sekitar banyak
bermunculan sekolah-sekolah lain yang menawarkan berbagai jenis pendidikan
modern, tapi pendidikan Ursulin tidak goyah. Di satu sisi pendidikan
konvensional masih dipercaya tapi di sisi lain banyak anak modern yang secara
perlahan tapi pasti meninggalkannya. Anak-anak modern lebih memilih pendidikan
yang mengasah kemampuan kreativitas, yang membidik daya wirausaha mereka
dibandingkan dengan sekolah kuno yang menjual kedisplinan dan penanaman
karakter kuat pada siswa.
Ini yang dinamakan membaca tanda zaman. Membaca tanda
zaman tidak perlu memiliki skill tertentu, atau harus belajar lama. Membaca
tanda zaman hanya memerlukan ketajaman hati demikian juga ketika kita
berhadapan dengan tanda zaman yang negative. MEnangkap tanda zaman sangat
tergantung pada kemapuan membedakan ROH atau dalam istilah latihan rohani
disebut diserment. Untuk bisa diserment atau membedakan roh, apakah roh baik
atau roh buruh, sangat dibutuhkan “lepas bebas”. Lepas bebas dalam segala hal,
melepaskan rasa ego diri, melepaskan semua kepandaian dan kepintaran kita,
lepas semua kebanggaan karena ketenaran dan nama baik kita. Dengan lepas bebas
akan melahirkan “kerendahan hati”. Kerendahan hati menjadi syarat untuk
melakukan pembedaan roh supaya bisa membaca tanda-tanda zaman. Dengan rendah
hati kita bisa masuk ke dalam semua lapisan masyarakat dan golongan, sebagai
guru yang rendah hati, akan disenangi oleh para muridnya, menjadi tempat
bertanya banyak orangtua murid dan pada akhirnya bisa mendampingi para murid
zaman ini dengan baik dan sempurna.
Saat ini ketika situasi berubah karena pandemi covid yang
merajalela, maka di mana-mana ada situasi baru atau biasa disebut new normal.
Keaddan normal di saatyangbaru, artinya lagi bhawa kita semua saat ini siap
berubah karena kondisi dunia kita berubah. Beberapa contoh situasi normal yang
baru adalah beraktivitas biasa dengan taat protokol kesehatan seperti memakai
masker, mencuci tangan sesering mungkin, jaga jarak, menghindari kerumuman dan
lain sebagainya. Sedangkan perubahan situasi saat ini seperti pembelajaran
tatap muka di skeolah diganti dengan tatap maya atau tatap online, orang
bekerja dari rumah dengan mengandalkan jaringan dan lain sebagianya.
Santa Angela pendiri Ordo St Ursula mengatakan, “jika
karena perubahan zaman dan merasa perlu untuk berubah maka lakukan itu setelah
mendengar nasihat yang baik” .......
Santa angela sudah memprediksi perubahan zaman ini jauh jauh hari, bahkan pada
zamanya ia telah berani menulis berarti dari kedalaman hatinya yang tulus ia
merasa yakin bahwa setiap kita memang harus berubah sesuai dengan perkembangan
zaman jika kita tak ingin tertinggal atau bahkan tergilas oleh zaman.
Komentar