Bertahan di Tengah Ilalang, Bertekun di Tengah Kerapuhan



Selama masih hidup di dunia ini maka akan tetap berhadapan dengan ilalang atau kerapuhan. Ketika Tuhan menaburkan gandum di ladang serentak pada saat yang sama seorang musuh menabur benih ilalang lalu keduanya tumbuh bersama, saling mengapit, bersisian. 

Situasi ini amat berbahaya jika gandum tidak berakar kuat ke dalam tanah. Gandum setiap saat akan mendapat godaan, halangan dan sejenisnya. Misalnya bisa gandum tidak bertumbuh lurus tapi bengkok karena sebagian dari gandum terdesak oleh ilalang. Gandum akan menjadi kurus kering karena makanan yang disediakan menjadi rebutan, karena ilalang juga berjuang untuk hidup. Lalu apakah tuan tanah memcabut ilalang itu? Ternyata tidak, ia menolak usul para pekerjanya karena ia takut gandum akan ikut tercabut apabila ilalang dibasmi, maka biarkan mereka tumbuh bersama dan pada saatnya. Gandum akan kelihatan buahnya dan ilalang tidak. Pada waktu itu bolehlah ilalang dicabut, dijadikan berkas-berkas lalu dibuang ke dalam api yang menyala.


Gandum dan ilalang adalah dua hal yang selalu ada dalam diri kita. Mereka hidup bersama saling bersisian bahkan mungkin saling rebutan lahan agar bisa makan dan hidup. Gandum adalah lambang dari perbuatan2 baik dalam diri seperti : kejujuran, belaskasih, tanggung jawab, integritas, melayani, sabar, tekun, setia, keterbukaan, komunikasi, kepekaan, perhatian, rajin dan lain sebagainya. 

Sedangkan ilalang adalah hal2 atau perbuatan buruk yang juga ada dalam diri seperti : cemburu, putus asa, tertutup, culas, main hakim sendiri, kemalasan, tidak terbuka, masa bodoh, keras kepala, acuh tak acuh, menyalib teman, cari untung sendiri dan lain-lain. 

Kedua kubu ini saling berdesakan tumbuh bersama. Mana yang paling kuat itulah yang menang. Seringkali karena kelemahana manusiawi maka ilalang ini tumbuh begitu subur dan merajalela, hidup menjadi tidak teratur, pelayanan menjadi kering, doa terbelengkai, kemalasan mendominasi, rutinitas  menjadi yang utama, tubuh tak berjiwa alias robot. Begitu yang kau mau? 

Alangkah berbahaya hidup seperti ini. Melalui kemurahan Tuhan Ia memberi kita kekuatan untuk berjuang hidup di tengah ilalang yang adalah kerapuhan kita, ia memberi kesempatan pada kita untuk terus bertahan di tengah kelemahan2 manusiawi ini, betapa Ia baik. Tuhan  tidak langsung memberi vonis pada kita tapi Ia memberi kesempatan seluas2nya untuk berubah. 

Oleh karena itu perlu keteguhan hati untuk bangkit dan berjuang, perlu tenaga ekstra untuk mau berubah. Kemalasan dibuang dan diganti kerajinan, rutinitas diganti dengan kegembiraan tanpa keterpaksaan. Mari mulai MOVE ON, sudah waktunya kita bangun dari tidur dan berubah. 

Tuhan membutuhkan kita untuk mengalahkan ilalang sekaligus membersihkannya sampai ke akar-akarnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard