Kota Kecil Di Pegunungan



Saya pernah tinggal di Ruteng (kota kecil di Flores bagian barat). Kota dengan udara dingin sekali karena terletak di daerah pegunungan. Masyarakatnya ramah dan sangat kekeluargaan. Kalau kita berjalan di kampung atau di desa maka orang- orang desa akan berteriak memanggil untuk sekedar mampir minum kopi atau minum teh sambil makan penganan kecil sepertu ubi rebus, kacang atau jagung (kalau lagi musim jagung). 

Rasa persaudaraan amat kental di sana. Saya mengenang dengan penuh sukacita bagaimana masyarakat Ruteng sangat siap sedia dan ramah. Mereka tak akan segan2 menolong orang lain. Prinsip “ kalau kita baik dengan orang lain maka kita juga pasti akan memperoleh hal yang sama dari orang lain” ini sangat dihayati oleh masyarakat setempat. Entah kenapa kenanganku tentang kota ini begitu hidup. 

Saya tinggal di kota ini  kurang lebih 8 tahun. Mulai dari saya kuliah lalu memasuki masa postulat dan terakhir ketika menjadi suster yunior saya pernah bertugas di sana. Sampai2 beberapa Suster senior mengatakan kalau diriku ini sangay di kenal di sana, hahaha...orang banyak mengenal karena saya juga banyak mengenal mereka….bungkuss. 

Pengalaman asistensi di kampung-kampung kecil di pelosok Manggarai sangat menyenangkan. Kita bisa berjalan kaki berjam-jam melewati sungai besar, melewati hutan lebat bahkan pernah dijemput pakai kuda di pinggir sungai juga pernah sekali. Saya memang agak takut dengan binatang itu sehingga hanya barang yang saya titipkan di punggung kuda sedangkan saya sendiri tetap berjalan kaki. 

Pengalaman lain tentang masyarakat desa adalah ketika lagi memimpin ibadat di kapel-kapel kecil mereka. Menatap wajah orang kampung yang begitu rindu mendengar sabda Tuhan begitu membahagiakan jiwa, mereka haus akan kunjungan gembala dan katekis. Maka kesempatan ini saya manfaatkan dengan baik. 

Sayang sekali saat sekarang ini saya tidak pernah lagi berkunjung ke desa. Mungkin tugas di sekolah sedikit mebatasi waktu saya. Kembali lagi ke kota Ruteng, karena memiliki udara dingin maka banyak bunga dan tanaman bagus pegunungan yang tumbuh di sana. 

Ah saya paling senang menatap bunga-bunga itu. Kesempatan merangkai bunga untuk kapel atau gereja saya pakai untuk berkeliling dari rumah ke rumah atau ke biara bruder untuk meminta kembang yang ada di halaman mereka. Mereka tidak pelit bahkan menyuruh untuk mengambil sebanyak yang perlu. Crisant dan Dahlia itu bunga yang paling bisa tumbuh di situ. Di halaman biara sendiri juga banyak ditanam bunga tapi kalau untuk kepentingan merangkai di gereja maka kita perlu mengambilnya juga dari tempat lain. 

Situasi seperti ini tidak bakal terjadi di kota. Orang kota masih terkukung suasana individualis karena kesibukan kerja dan banyak hal lain lagi. Maka ketika pindah tugas di kota lain, Ruteng tetap menjadi kerinduan. Saya memang tidak ingin bertugas di sana, saya hanya ingin kembali untuk jalan-jalan sambil menyapa umat yang pernah saya làyani. 

Semoga Tuhan memberkati umatnya di Ruteng dan dlsekitarnya sehingga iman umat semakin bertambah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard