Magun

Magun itu sebutan untuk bapak yang sudah tua atau kakek di kampungku. Magun juga berarti orangtua yang kita hormati.

 Hari ini kutulis kisah sederhana ini untuk mengenang dengan penuh kasih sayang kepergian Magun Ignasius Manuk menghadap sang penciptanya 1 tahun yang lalu. Banyak pengalaman indah dalam hidupku yang tidak terlepas dari campur tangan Magun kesayangan kami ini. 

Magun sangat baik  dan rajin bekerja. Kadangkala kami menangkap kemarahan orangtuaku yang ditujukan ke Magun. Tapi Magun dengan sabar menerimanya, beliau tidak pernah membalas. Paling banter Magun agak sedikit mengomel tapi itu di belakang.  Hanya mesti celingak celinguk sebelum mengomel karena kalau ketahuan ayah atau ibuku maka Magun pasti tambah dimarahin. 

Mengenang kepergian Magun ini membawaku kembali ke masa kecilku. Magun adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup keluarga kami. Magun juga turut berjuang bekerja membanting tulang untuk menghidupi kami anak-anak orangtuaku yang jumlahnya 11 orang. 

Sampai dengan usia ini kami anak-anak tetap bersyukur bahwa Tuhan telah mengirim seorang Magun untuk kami. Tenaga Magun banyak terkuras untuk bekerja di ladang, memetik padi, memilih biji mente bahkan pernah pekerjaan sebgai nelayan dilakoni demi membantu orangtua kami menghidupi kami semua

Sekarang Magun sudah duduk manis di surga, pamdanglah kami anak-anakmu Magun, berdoalah utk kami semua. Engkau sudah lebih dekat dengan Tuhan dan Bunda Maria maka ceritakanlah tentang kami anak-anak kecintaanmu pada Bunda. Doaku hari ini untukmu Magun. Beristirahatlah dalam damai. RIP


Catatan : Telah dua tahun yang lalu Magun meninggalkan kami semua anaknya untuk berkumpul dengan Tuhan di surga. Catatan kecil ini sudah dibuat setahun yang lalu. 



Komentar

Amouy mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard