Rani


Siang ini ketika lagi berdoa rosario dengan ujud untuk semua orang yang sakit tiba2 teringat ade Rani, orang yang tidak pernah saya lupa kalau berdoa. Ade Rani menjadi prioritas ketika berdoa. Gadis kecil nan mungil itu entah mengapa selalu membuatku sedih kalau mengingat tentang dia. Dia cantik baik dan suka berceirita. 

Dulu kami suka saling telpon2 dan cerita tentang apa saja. Dia juga suka mendongeng tapi dongengnya selalu sama. Alasannya karena dia belum mendapa cerita yang baru dari bapaknya. Walau mempunyai kelainan jantung bawaan, Rani selalu ceria. Ketika mendengar suaranya dari seberang telpon kita tak akan mengira kalau dia sedang sakit. 

Karena suka cerita dongeng lewat telpon maka kami menjadi akrap. Tiada hari tanpa  cerita. Saya akhirnya menjadi tukang dongeng yang handal. Pernah ibunya mendengar kami berdua bercerita lewat telpon lalu ibunya membatin “ kok dia (saya) selalu punya waktu untuk mendengar anak ini bercerita. Padahal dia jarang telponan dengan keluarga yang lain dengan alasan sibuk. 

Memang sih tapi kalau dengan ade Rani saya mempunyai alasan khusus untuk mendengarkan dia, saya menghargai dia bercerita, saya ingin dia gembira karena ceritanya didengar oleh orang lain. Sudah agak lama setelah itu kami jarang bercerita karena selain karena dia belum mempunyai stok cerita juga karena kadang dia malas menjawab telpon saya. Saya paham dan tidak memaksa. Suatu saat nanti kami pasti akan saling bercerita lagi.

Ade Rani sampai saat ini belum bersekolah walau sebetulnya umurnya sudah sangat cukup untuk itu. Orangtuanya masih belum memiliki jiwa besar untuk melepas anaknya ke tempat yang lebih luas. Mereka masih dihinggapi ketakutan dengan situasi fisik ade Rani. Ade Rani kalau takut atau terkejut itu sangat berbahaya untuk jantungnya. 

Pernah ada kejadian ade Rani  melihat sendiri adiknya jatuh dan dia kaget setengah mati sampai berjam jam kemudian. Orangtuanya sibuk mengembalikan rasa ade Rani dibanding memperhatikan adiknya yang jatuh. 

Karena pengalaman ini maka orangtuanya trauma, bagaimana jika nanti ade Rani di sekolah berhadapan dengan teman2nya yang belum tentu semuanya baik. Namanya anak pastilah ada yang usil, maka orangtuanya masih membiarkan ade Rani untuk belajar sendiri di rumah. 

Secara pribadi saya agak keberatan dengan orangtuanya. Saya punya beberapa murid dengan kelainan jantung bawaan. Tetapi mereka bisa bersosialisasi dengan baik di sekolah. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan baik dan akhirnya memiliki banyak teman.   Saya ingin ade Rani punya pengalaman sosialisasi dengan orang lain di sekolah. Tapi kembali pada fisik Rani dan pengalaman traumatik orangtuanya. 

Semoga ade Rani cepat sembuh dan tumbuh seperti sediakala dan menikmati kasih Tuhan lewat semua orang yang berada di sekitarnya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard