Aura Positip Pohon



Amat suka saya berbicara sama pohon. Apa saja saya tanya, ajak ngobrol, membelai belai kayak membelai sahabat. Memang benar pohon adalah sahabatku, tempatku berkeluh kesah, tempat marahku kucurahkan, tempat sayangku kutumpahkan. 

Sejauh yang saya tahu pohon akan diam saja, daunnya tetap berdesir apabila ditiup angin. Menurutku ketika lagi berbunyi gesekan pada saat itulah ia menjawab semua pertanyaanku, ia menjelaskan semuanya sampai aku paham. 

Teman2ku sering bingung melihatku berbicara dengan pohon, mereka bertanya2 apa sih sukanya ngobrol sama pohon? Dia kan tidak akan menjawab pertanyaanmu, dia akan diam saja bahkan jika lagi berangin bisa2 kamu kejatuhan pohon loh begitu teman2 suka berkata padaku. Anehnya kebiasaan ini tak hilang. 

Bukan saja pohon kuajak ngobrol tapi juga rumput, daun kecil, cabang, bunga anggrek dan semua bunga di kebun. Melihat ada daun yang kering pasti kutanya kenapa kamu kering? Gak minum ya, kalau udah begitu maka pasti kucari air dan kuberikan padanya. Melihat pucuk yang bertumbuh wah tak terkira bahagianya. Guruku pernah berkata melihat tanaman yang bertumbuh serasa dunia milikku sendiri. Mengapa? Karena Tuhan sedang berkarya dalam diri tanaman itu. Demikian juga kalau melihat kalian anak2ku jadi pinter dan bertumbuh demikian besar rasa syukurku pada Tuhan. 

Kucatat dalam2 perkataan guruku itu dan sampai saat ini dalam perjalanan hidupku membiara yg sdh 17 tahun ini tetap kubayangkan Tuhan pasti gembira melihatku bertumbuh sama seperti ketika kulihat pucuk tanaman yg merekah. Aku juga marah, ngomel sendiri sama pohon yang mati atau anggrek kembang sepatu melati yang tak mau berkembang. Mengapa kalian tak mau berkembang, udah capek2 dijaga, dikasih air tiap hari ditengok tapi kok begini. Rasanya setelah ngomel panjang lebar ada rasa penyesalan, tanaman kutiggal. Tapi ajaib keesokan harinya tampak bunga kecil kuntum yang mulai bergerak. Rupanya dia perlu diomelin dulu baru mau bergerak tumbuh. Oh pohon kadang aku juga seperti dirimu mau bertumbuh kalau diomelin dulu, dimarahin dulu, diketok dulu, hehehe.....


Kembali ke pohon, sejak di postulan, acara berjalan di kebun menjadi kegiatan yang paling favorit. Aku bisa ngomong apa saja di kebun, bisa marah bahkan bisa bercerita tentang sebuah kebahagiaan. Di Supratman banyak pohon gede, pernah iseng aku pengen menghitungnya tapi kubatalkan. Terlalu banyak dan juga jenisnya beraneka ragam. Ada pohon cemara, beringin dengan berbagai jenis, bunga2 mulai dari kenanga, cempaka, dan banyak lagi. Pohon mangga dan rambutan, pepaya dan durian, markisa, sawo, jambu dll. 

Setiap kali habis ngobrol ku merasa bahagia karena selalu kutimba energi postip darinya. Herannya mereka pun tak pernah keberatan bahkan tak pernah habis energi positipnya. Berada di bawah pohon akan kubentangkan tanganku lebar2 sambil berkata, pohon sahabatku beri aku energimu, aku butuh untuk kesehatan jiwa dan ragaku. Pohonku sayang aku butuh auramu yang memberi kesejukan dan kegembiraan padaku. 

Kekenang seorang kakek sahabatku, beliau pernah berkata kalau kamu ke hutan sesekali peluklah pohon dan katakan padanya beri aku energimu. Tapi sampai sekarang belum pernah sekalipun kupeluk pohon, masih ada rasa malu biarlah kami bercakap2 dari dalam diri kami masing2. Kuyakin ia mendengar semua kata2ku. 

Paling sering kuajak bicara adalah pohon bunga di taman. Kapan kamu berbunga? Jangan lama2 ya karena kuingin melihat keindahanmu, keindahanmu adalah lambang kasih sayang Tuhan padaku. Kalau pas lagi hujam suka iba, aduh kasihan pohon, tapi kutau sahabatku engkau tak butuh rasa ibaku karena kau pun membutuhkan air untuk pertumbuhanmu. Terima kasih pohon.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard