Lockdown


Diantara gedung tinggi, halaman luas, kebun yang besar walau tak sebesar cintamu padaku, kami duduk duduk dan berdoa. Hampir setiap hari seperti ini, pagi kami mengisinya dengan doa di kapel, ada bacaan injil dan renungan serta menyambut komuni kudus. Kegiatan sore hari dimulai dengan adorasi atau jalan salib kalau hari Jumat, dilanjutkan dengan doa bersama dan makan malam.


Jumlah kami yang banyak dalam rumah yang besar ini membantu kami untuk saling memmberi kekuatan dan kegembiraan, ditambah dengan anak-anak asrama. Mereka adalah para gadis cantik yang datang dari seluruh Indonesia. 4 gadis dari Kalimantan dan sebagaimana tipikal orang sana, kulit mereka putih bersih dan cantik sekali. Tetapi mereak tidak sombong dan mau bekerja apa saja, Dari Jawa Barat, beberapa yang datang dan bergabung untuk melanjutkan sekolah. Mereka juga cantik dan manis. Dari Nias, Papua, dan sebagian besar dari pulau Jawa dan bersekolah diMadiun. Semua mereka cantik-cantik dan bersih. Mereka juga terlibat dalam doa dan adorasi, bahkan kerja bersama para suster di kebun dan di halaman.


Ada yang menyapu di kebun sambil bernyanyi, Putri anak Sunda ia menyapu sambil menyanyi dengan suara keras. Mendengar itu teman-teman yang lain tak mau kalah dan ikut juga bernyanyi lagu dari daerah asal. Saya mendengar dan tersenyum sendiri, begitulah cara mereka tetap menjaga kegembiraan. Ketika lagu berakhir, pekerjaan mereka juga selesai. Walau kerja sambil bernyanyi lagu daerah, tak ada yang berhenti di tengah jalan atau terpengaruh oleh suara lain, tetap setia dan selesai.


Mengenai perasaan kami? Ada banyak rasa yang muncul, kadang ada rasa sedih tiba-tiba menyelip, kadang ada rasa gembira dan senang atas hari libur yang panjang ini, kadang ada rasa kuatir dengan keluarga yang jauh di sana. Tapi semua itu bisa kami atasi. Kami bisa memasak dengan mengerahkan semua kemampuan kami agar masakan menjadi enak dan berguna untuk teman kami di rumah. Doa kami menjadi lebih meriah karena muncul kreativitas di sana-sini. Kerja kami menjadi lebih bersemangat karena semua orang mau bergerak dan sehat. Di atas segalanya kami tetap berdoa dan berpasrah pada Tuhan di atas sana.
Karena gedung rumah  kami bergabung dengan sekolahan, kadang kami main ke sekolah dan melihat hanya kesepian yang menyapa. Biasanya terdengar anak teriak sana sani, lari kian kemari, celoteh yang ramai kayak suara burung dan masih banyak lagi sepak terjang mereka. Sekarang kami hanya melihat gedung besar, pohon yang melambai lambai ditiup angin, atau mendengar suara air di torn atas sana. Demikian juga tidak terdengar suara guru yang sibuk mengatur anaknya supaya kalau jalan pelan saja, atau suara bertanya, siapa yang manajer sabun hari ini? Siapa yang memimpin morning motivation pagi ini atau kata-kata khas yang sering saya dengar, anak-anak jangan lari ya, pelan saja nanti jatuh dll


Dua minggu ini sepi, tapi kami tak mau terpuruk dalam kesepian. Ada saja yang kami kerjakan, saya pribadi sering banget menyiram tananam, sambil bercakap-cakap dengan mereka, mengagumi kembangnya yang indah atau sekedar memarahi karena tak pernah muncul buah, kayak si pohon leci, selama ini ia tak pernah menampakkan buah padahal telah dirawat setiap hari dengan baik, maka sambil marah-marah, saya minta beberapa teman untuk membantu memindahkan ke kebun dengan tanah yang luas dan subur, harap tumbuh dan berkembang di sana. Atau lain lagi anggrek yang tak pernah berbunga, kadang saya bertanya dengan baik tapi lain waktu saya memarahinya. Begitulah, mengisi waktu lockdown ini dengan banyak beraktivitas.


Lockdown dalam istilah sederhana artinya karantina. Karantina dari apa? Biasanya sedang ada kasus yang membahayakan manusia atau suatu bangsa. Dengan sistem ini orang yang sedang dilockdown atau dikarantina akan diselamatkan, dan ini pasti asal saja kita mematuhi semua aturan yang berlaku, memenuhi anjuran pemerintah untuk tetap diam dan tinggal di rumah.


Selain itu karantina ini juga dalam arti lain menahan laju orang atau arus lalu lintas yang mau masuk ke sebuah kota atau negara juga dengan tujuan yang sama.


Saat ini kita semua sedang mengalami situasi ini, kita sedang dikarantina dalam tanda kutip oleh pemerintah agar kita semua sehat dan terlepas dari bencana yang mengerikan ini. Menyebut nama bencana ini saya ogah karena saya tidak mau mengakrapinya, semua istilah yang berkaitan ini wabah ini sudah saya kuburkan dalam hati karena saya tidak mau memberi aura postitif padanya untuk terus berkembang. Sebaliknya saya mau  menghirup sebanyak mungkin aura apositip dari alam, dari seruan pemerintah atau dari semua motivasi hidup yang saya timba dari kitab suci dan berdoa setiap hari. Saya tidak ingin hidup terbelenggu oleh masalah ini. Ada orang yang lebih pintar yakni para pemerintah kita yang sedang berusaha mengamankan negeri ini juga termasuk saya dan orang banyak yang lain, maka mari kita taati aturan yang sudah mereka terapkan kepada kita.


Secara positip saya memaknai persoalan ini sebagai upaya Tuhan untuk memurnikan hati kita, untuk menyucikan bangsa kita dari semua kejahatan yang ada. Kita berdiam diri sejenak di kesempatan yang baik ini untuk meneliti batin, untuk membersihkan diri atau semacam hari retret panjang yang membahagiakan. Lupakan sejenak pekerjaan yang bertumpuk di kantor, lepaskan smeua kepenatan yang ada karena beban kerja, dan mari kita semua istirahat secara jasmani dan rohani. Secara jasmani, kita bisa memasak makanan kesukaan kita, bisa tidur lebih panjang dan berolahraga, tambahan lagi udara menjadi lebih bersih karena bebas polusi, jalanan lengang. Sedangkan secara rohani, kita bisa berdoa sepuas hati sambil agak memaksa Tuhan, kebersamaan dalam keluarga semakin kompak dan intim, bahagia bisa bertemu keluarga setiiap hari, kita juga bisa mengerjakan hobby yang tertinggal karena ketiadaan waktu, seperti membaca novel, menulis karangan, mendengarkan lagu dan bermacam-macam kegiatan jiwa lainnya.


Tuhan menjaga kita dari semua kejadian  alam, maka mari kita berjuang agar semua kita sehat dan bahagia selalu.

Herlina Nogo Manuk
29 Maret 2020









Komentar

KabarFlotim mengatakan…
Semoga badai ini cepat berlalu Kakak Suster
Herlina mengatakan…
AMin. Trims ya sudah membaca

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard