Stay At Home

Sudah agak lama tidak beraktivitas di luar rumah, paling bisa ke halaman depan melihat kendaraan hilir mudik atau berjalan-jalan sekedar berolahraga sambil berdoa rosario. Sudah agak lama juga tidak bertemu dengan orang lain, sesekali bertemu dengan para karyawan dan guru yang bertugas piket harian di sekolah. Selebihnya hanya melihat pohon, kebun, ayam kate, burung, bekicot, tanaman sayur dan lain sebagainya. Hal lain yang kami buat adalah menanam di kebun, membantu membuat masker bagi sesama yang membutuhkan atau terlibat dalam ngepak ngepak sembako untuk dibagikan.

Ketika para karyawan dan guru sudah pulang, maka tinggallah kami sendiri dengan semua aktivitas rutin kami. Di tengah suasana yang tak menentu ini, kami masih bisa berdoa, kami masih melakukan pekerjaan kecil lainnya seperti memelihara ternak dan bercocok tanam. Sedangkan kerja kami yang utama tetap kami jalankan dalam diam seperti membuat planning kegiatan sekolah belajar di rumah, memeriksa persiapan dan bahan ajar guru serta kegiatan lainnya.

Dalam minggu Paskah kemarin ada satu renungan atau kotbah di gereja tenntang Stay at home. Renungan hari Kamis putih itu mengangkat tema mari kita berdiam diri di rumah. Tinggal di rumah artinya kita mau hidup, kita memotong bencana menjadi sukacita. Menyongsong Paskah berarti stay at home, paskah adalah kebangkitan dan hidup, maka kalau mau paskah maka harus tinggal di rumah dan itu artinya kita hidup.

Terlepas dari semua itu, peristiwa tinggal di rumah ini bukan perkara gampang bagi sebagian orang. Ketika mereka yang biasa mempunyai banyak kegiatan di luar rumah dan sekarang harus di rumah saja, betapa membosankan, walaupun diisi dengan banyak hal tetapi tetap saja membawa dampak tertentu. Untuk orang yang suka tinggal di rumah atau orang rumahan, tinggal di rumah ini menggembirakan, mereka bisa melakukan apa saja, bisa mengisinya dengan banyak hal serta menikmati waktu di rumah dengan gembira.

Tinggal di rumah dalam banyak hal membawa dampak positif, seperti relasi dalam rumah menjadi lebih dekat, menghindarkan anggota keluarga dari macam-macam virus yang berbahaya, mulai merancang kerja yang lebih kreatif, perhatian kepada anggota keluarga lain dengan sepenuh hati dan beberapa keuntungan ekonomi lainnya seperti bisa berhemat, makan makanan rumahan yang sehat. Secara global, efek lain yang timbul dari stay at home adalah udara menjadi lebih bagus dan bersih, polusi udara jauh berkurang, bahkan dalam banyak berita kutup utara dan selatan  lapisan esnya bertambah. Lapisan ozon menjadi lebih tebal, bumi semakin terpelihara dengan baik. Secara tidak langsung stay at home atau tinggal di rumah ini memampukan kita untuk memelihara bumi. Di usia bumi yang semakin tua, kita telah memberi waktu kepadanya untuk beristirahat sejenak dari kerjanya yang berat selama ini. Bumi kita itu seumpama ibu yang memelihara kita selama kita hidup di dunia, dan sekarang kita memberi kesempatan kepada sang ibu untuk beristirahat sejenak.

Alangkah senang sang ibu ketika dia beristirahat dari pekerjaannya yang berat selama ini, maka dampak dari istirahat ini adalah hutan semakin bersemi, matahari semakin cerah bersinar dan dengan pasti akan berdampak pada kehidupan di dalamnya. Stay at home membuat semua makhluk hidup berkembang dengan caranya masing-masing. Stay at home masih belum berakhir, entah kapan semua ini usai. Tapi mari kita melihat dalam kacamata positip, bahwa Tuhan tengah memiliki rencana indah untuk setiap kita. Saat ini kita belum menemukan apa rencana indah itu, karena pikiran kita masih dipenuh oleh bermacam-macam hal dan target yang tidak sesuai kenyataan. Piiran dan hati kita masih tertutup oleh wabah yang berbahaya ini.

Situasi kita saat ini sama seperti yang dialami oleh para murid ketika Yesus guru mereka ditangkap, dianiaya, disalibkan dan akhirnya masuk kubur. mereka tak berdaya dan diam di rumah saja. Ketika ada berita bahwa kubur Yesus kosong, semakin membuat mereka cemas dan bertanya-tanya, sebenarnya Yesus guru mereka itu ke mana, apakah jasadnya dicuri orang dan dipindahkan ke tempat lain? Dengan banyak masalah seperti ini para murid akhirnya tidak fokus dan melakukan kegiatan mereka dengan penuh ketakutan.

Dalam perjalanan ke Emaus dua murid yang sedang bingung dan takut  tidak dapat mengenal Yesus yang berjalan bersama mereka. Hati mereka dipenuhi rasa gundah gulana akan kejadian tak biasa di Yerusalem, peristiwa yang membuat guru mereka dianiaya dan dibunuh. Yesus membuka hati dan pikiran mereka dengan perbuatan yang lazim merka lakukan ketika masih bersama. Saat itu hati para murid terbuka dan segera mengenal Yesus.

Ini saat yang baik untuk kita membuka hati dan dalam diam berusaha mengenal apa maksud Tuhan dengan semua peristiwa yang terjadi ini. Jika kita sudah mengenal maksud Tuhan, maka kita bisa memulai hidup normal dan bisa memahami serta bisa mengambil langkah apa yang perlu untuk kita bisa melanjutkan hidup.

Ketika kita sudah mengenal Tuhan maka kita bisa melakukan apa saja dengan bebas karena kita percaya bahwa DIA akan tetap mendampingi kita, DIA akan tetap setia kepada kita, DIA akan siap membantu kita dalam segala hal. Bagaimana cara supaya kita bisa mengerti dan mengenal DAI dengan lebih baik? Dengan DOA. Hanya itu satu-satunya cara. DOA memampukan kita untuk bebruat baik kepadaNYa dengan cara ktia seperti memperhatiakn sesama di sekitar dan lain sebagianya.  Stay at home, berarti kita hidup, hidup berarti bangkit bersama Tuhan.

Mari kita mulai berdoa dan membuka hati kepadaNYa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard