Car Free Day
Car Free Day itu sebutan untuk daerah
bebas kendaraan bermotor untuk beberapa waktu, biasanya hanya dalam hitungan
jam, entah 3 jam, 4 atau bahkan 6 jam. Daearah yang menjadi basis bebas
kendaraan bemotor biasanya jalan-jalan utama kota atau daerah ramai.
Car Free Day biasa terjadi pada hari Minggu, sehingga banyak orang mengisi
kesempatan itu untuk berjalan-jalan olahraga atau bahakan untuk cuci mata dan
belanja. Jalan-jalan utama bebas kendaraan ini dijadikan area jualan oleh para
pedagang, mulai dari jualan makanan yang beraneka ragam, baju, assesoris,
sepatu, alat olahraga bahkan jalan bebas hambatan ini menjadi arena promosi
beberapa produk atau perusahaan tertentu, tentu saja setelah melalui prosedur
ijin resmi. Menurut saya daerah bebas kendaraan bermotor ini menjadi tempat
jualan dan semua ada. Makanan kampung apalagi, banyak sekali saya temukan,
roti-roti modern, baju beraneka produk dan lain sebagainya.
Car Free Day Jakarta
Membentang sepanjang jalan Medan Merdeka,
masuk ke jalan Thamrin dan terus menuju jalan Sudirman, amat panjang bukan?
Para pedagang membuka lapak mulai perempatan dari patung kuda dan terus
sepanjang Thamrin sampai ujung jalan Sudirman. Saya menemukan banyak sekali
jenis makanan mulai dari makanan kampung seperti kacang dan pisang rebus,
tiwul, singkong goreng sampai dengan makanan hotel. Walaupun disebut jalan
bebas kendaraan bermotor namun Trans Jakarta atau Busway diijinkan untuk terus
beroperasi. Iya mungkin saja karena TJ mempunyai halte resmi dan tidak berhenti
di sembarang tempat, lalu dengan halte yang bersih dan jauh dari kesan jorok,
aman, tertib membuat pemerintah menijinkan ia terus beroperasi selama jam-jam
car free day.
Banyak sekali orang Jakarta yang
mempergunakan waktu ini untuk berolahraga, jalan bersama keluarga atau
berkumpul bersama teman satu komunitas entah komunitas fotographi dan lain
sebagainya. Saya pernah bertemu dengan banyak sekali komunitas tanaman hias,
komunitas sepeda onthel, komunitas pencak silat dan lain sebagainya
untuk sekedar copy darat di area ini. Karena rumah kami di area car free day
ini maka saya sering sekali memaka kesempatan ini untuk olahraga dan cuci mata.
Kadang makan soto lesehan di aspal, atau mencari makanan kampung sekedar untuk
mengingat rumah. Makanan kampung yang maksud adalah pisang rebus dua buah 3
ribu rupiah, atau kacang rebus sebungkus 2000, atau lemet pisang, nagasari, ubi
rebus dan ketela rambat. Makanan kampung ini selalu standby di depan pojok Hotel
Indonesia Bundaran HI.
Saya amat suka ke tempat itu sampai
abangnya hafal, kalau si orang keriting ini pasti suka membeli makanan kampung.
Makanan-makanan ini saya makan sambil berjalan santai dari bundaran HI sampai
halte TJ Sudirman, lumayan jauh, tapi tidak apa-apa. Kadang saya berjalan dari
halte Sarinah sampai Monas berkeliling sebentar, keluar lagi menyusuri jalan
depan kantor balaikota dan kembali ke Sarinah. Niat saya memang untuk olahraga
bahkan saya perhatikan tempat bebas hambatan ini menjadi ajang rekreasi
keluarga.
Banyak keluarga dari seluruh pelosok
Jakarta datang ke tempat ini dengan mobil, mereka biasanya memarkir
kendaraannya di halaman Sarinah atau di kantor Balaikota atau di
halaman-halaman hotel sepanjang Jalan Thamrin, lalu mereka berjalan-jalan untuk
cari makan, olahraga dan cuci mata. Atau membawa seli (sepeda lipat) dalam
ransel lalu naik TJ turun di di mOnas dan mulai berolahraga sepeda. Daerah
seputar Monas bukan main ramainya, penuh orang dengan aneka kegiatan
masing-masing. Menurut saya daerah car free day ini menjadi daerah tujuan
wisata baru.
Para pedagang mengisi peluang ini dengan
berjualan dan hampir pasti, barang dagangan mereka laku keras. Apalagi penjual
makanan, pertimbangan mereka sederhana, abis jalan dan olahraga, orang pasti
capek dan membutuhkan makanan. Perputaran uang di sekitar car free day bisa
mencapai ratusan juta rupiah. Begitulah kita manusia, selama masih diberi
kesehatan dan otak untuk berpikir, selalu berpikir untuk mencari peluang usaha
untuk maju.
Car Free Day Bandung
CDF Bandung di jalan Dago dan mulai
beroperasi dari pkl 06.00 – pkl 11.00. Daerah sekitar Dago sepi dan bersih,
banyak orang Bandung menggunakan kesempatan ini untuk rekreasi bersama
keluarga. Mereka datang membawa satu keluarga, parkir mobil di tempat ramai
lalu mengeluarkan perlengkapan car free day seperti sepeda, trolly bayi, kalau
tidak mau kerepotan dengan makanan bayi maka langsung bawa termos air panas,
susu, tikar, lalu mencari tmepat terbaik dan langsung leyeh-leyeh sepuas hati
sambil menyaksikan banyak orang lalu lalang, dengan kostum olahraga atau kostum
lain yang aneh-aneh. Saya sangat suka ke CFD sekitar jalan Diponegoro gedung
sate, karena dekat rumah, saya suka melihat banyak orang berfoto selfie dengan
atar belakang gedung tua yang menjadi kantor pemerintahan gubernur Jawa Barat.
Kegiatan warga Bandung ini larut hingga di Jl Taman Cibeunying. Saya suka
mampir di pasar kaget Mingguan di sekitar Monju (Monumen Perjuangan) di mana
tempat ini manjadi tempat mangkal ratusan PKL yang secara resmi diperbolehkan
berdagang. Menurut saya pemerintah sangat baik, mereka menyiapkan perda dan
sarana yang mengatur hidup orang banyak termasuk di dalamnya adalah kesempatan
untuk berolahraga pagi dan rekreasi komunitas atau keluarga di tengah rutinitas
harian yang super padat.
Biasanya setelah keliling-keliling saya
mencari bubur ayam lengkap di pojok jalan Diponegoro. Ayam buburnya enak
banget, saya bilang lengkap karena ada telur puyuh, ada jeroan ayam. Pakai
endok asin, wah enak banget dimakan selagi hangat. Minumnya biasanya the jeruk
atau the anget itu juga sudah membahagiakan.
Sepanjang jalan yang menjadi bebas
hambatan kadang kita berjalan tersendat karena para pedagang menggelar dagangan
sampai di tengah jalan, tapi tak apalah, sambil jalan saya bisa cuci mata
sepuasnya. Saya paling suka mampir di lapak tanaman, cuman sekedar lihat saja
karena kalau beli, agak ribet membawa pulang, wong saya pulangnya jalan kaki
sih. MEnjelang waktu selesai car free day, para pedagang dnegan tertib berbenah
dan siap-siap pulang. Mereka dengan tertib melakukan hal itu tanpa disuruh.
Rupanya telah memiliki kesadaran tentang hal ini karena sebentar lagi jalanan
yang mereka pakai untuk berjualan akan dipergunakan sebagaimana biasa oleh
kendaraan dan lain sebagainya.
Car Free Day Madiun
Jalan bebas hambatan di Madiun hanya kecil
yakni sepanjang jalan Pahlawan, durasi waktu juga tidak terlalu panjang. Dari
sebelum jam 6 pagi sampai dengan jam 8. Seperti tempat car free day pada
umumnya, banyak orang terlibat di dalamnya. Para penjual tentu saja banyak
dengan beraneka ragam barang jualan, bahkan tidak jarang beberapa perusahaan
besar mengunakan kesempatan itu promosi dan mengajak masyarakat untuk olahraga
bersama. Satu hal yang tidak saya lihat di tempat lain adalah, di Madiun ini
Car Free Day member kesempatan kepada sekolah-sekolah untuk menampilkan atraksi
seni, semacam ajang promosi sekolah, tentu saja bagi skeolah yang mau.
Hampir setiap minggu setelah misa pertama
saya menengok sebentar, kadang saya melihat ada sekolah tertentu yng sedang
tampil dipanggung yang disiapkan pemerintah.
Sekolah kami sendiri sering mengisi acara
kampus dengan pungut sampah bersama. Tapi paling sering kami mempergunakan area
car free day sebagai ajang untuk menyampaikan pesan tertentu. Misalnya pada
hari peringatan zero emisi atau hari sampah sedunia. Anak-anak kecil dengan
membawa tempat sampah dari alat rumah tangga atau bahkan dari baju kaos bekas
yang dibuat sedemikan rupa sehingga menjadi tas untuk menjadi tempat sampah.
Intinya adalah kami tidak ingin
memperbanyak sampah dan kami ingin agar pesan kami ini terbaca oleh masyarakat
sekitar. Ada beberapa anak dengan mempergunakan beberapa jenis bunyi-bunyian
music dan dengan memakai pengeras suara, mereka menghimbau masyarakat untuk
tidak membuang sampah sembarangan atau bahkan supaya tidak menambah sampah.
Saya melihat kegiatan anak-anak ini positif, mereka dengan senang hati
melakukan hal itu tanpa sungkan dan respon masyarakat sekitar juga positif,
mereka menyambut baik kegiatan anak-anak ini bahkan turut serta
menyimpan sampah mereka untuk dibuang di rumah.
Semoga kegiatan kecil dna sederhana
anak-anak ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar kami.
Demikianlah kami menggunakan area car free day secara positif tanpa merugikan
orang lain, tanpa ribut-ribut tapi dengan tenang berbuat sesuatu tanpa bicara
tapi berguna bagi orang lain. Banyak pejalan kaki atau masyarakat yang sedang
berolahraga melihat kegiatan anak-anak ini dan mereka menjadi malu sendiri
karena merasa ditegur oleh anak-anak kecil. Sekarang daerah car free day Madiun
sudah berpindah tempat dan berganti nama.
Tempatnya sekarang di daerah bantaran
sungai, lokasi penuh sejuta bunga dan indah. Namanya juga bukan daerah bebas
kendaraan bermotor lagitetapi menjadi Sunday Market dengan durasi wakatu yang
lebih panjang. Pemerintah memberi kesempatan seluasnya kepada semua masyarakat
setempat untuk berjualan dan tentu saja ada persyaratan tertentu yang harus
dipenuhi. Dengan ini hari Minggu pagi menjadi lebih ramai dan ceria.
Banyak orang datang selain untuk menikamti
keindahan sungai juga dapat berwisata belanja atau wisata kuliner. Secara
pribadi saya sangat suka tempat ini tentu saja bukan untuk berbelanja tetapi
lebih pada menyaksikan relasi antar begitu banyak orang yang tidak saling
mengenal satu sama lain. Sejenak melihat interaksi masyarakat dengan lebih
bebas dan asli. Begitulah selama kita hidup, mesti ada jalinan social antar
sesame manusia walau sejenak dalam suasana bebas dan santai. Bravo untuk para
pemimpin pemerintahan di mana saja berada yang memberi kesempatan kepada
rakyatnya untuk mengaso sejenak dari rutinitas harian yang super padat kegiatan
remeh temeh sederhana tapi mengasyikkan.
Komentar
Cerita Alister N