Gagap Itu Bukan Bencana

 

Ada orang tuli dan gagap yang ingin sekali sembuh dari penyakitnya. Ia dibawah oleh teman-temannya kepada Yesus seraya memohon agar Yesus bersedia membuat ia sembuh. Melihat iman semua orang yaang ada di situ dan terlebih iman serta keinginan si sakit akhirnya menimbulkan belaskasihan Yesus. IA lalu memasukkan jariNya ke telinga orang itu lalu meludah dan meraba lidah orang itu, kemudian menegadah ke langit Yesus menarik napas dan berkata “Efata” artinya : Terbukalah! Maka orang itu sembuh.

Orang tuli dan gagap ini sungguh percaya pada Yesus, demikian juga orang-orang yang membawanya. Kepercayaan atau iman yan gbaesar ini akhirnya menyelamatkan dia.

Sesungguhnya orang orang gagap itu gimana sih keadaannya? Gagap itu artinya berbicara terpatah patah, atau seperti ada yang menahan mulutnya untuk berbicara sehingga ia harus mengerahkan seluruh tenaganya agar dapat bersuara. Kalau tuli jelas bahwa ada ada gangguan telinga sehngga tidak bisa mendengar. Untuk dia dunia ini sunyi dan sunyi itu menjadi miliknya sendiri.

Saya mempunyai beberapa pengalaman dengan orang orang seperti ini. Bukan bermaksud untuk menertawakan kelemahannya tapi terselib  rasa bangga karena mereka berjuang keras untuk bisa survive dengan lingkungannya. Yang tuli berusaha dengan salah cara agar ia dapat berkomunikasi, salah satunya dengan memakai alat dengar atau melakukan percakapan lewat tulisan. Yang gagap berusaha dengan caranya agar apa yang ia sampaikan dapat dimengerti orang lain.

Dalam banyak hal kehadiran orang seperti mereka ini kadang membawa rasa kesal karena ketika menunggu mereka berbicara kita harus sabar, jaga sikap, jangan sampai kalau perubahan sikap kita membuat mereka merasa sakit hati.

Saya ingat bebrapa tahun lalu dalam sebuah sessi bimbingan, kami disuruh oleh pembimbing untuk mendeskripsikan sebuah pekerjaan yang menjadi cita cita atau yang ingin dilakukan. Jangan lupa menyertakan dua cacat bawaan di pekerjaan yang kita inginkan.

Waktu itu saya menulis tentang seorang pramugari pesawat tempur yang memiliki cacat bawaan salah satu jari tangan cacat dan gagap. Saat menulis tentang ini saya hanya asal menulis tidak berpikir aneh atau memakai analisa tertentu.

Saatnya berhadapan dengan pembimbing. Beliau tertawa terbahak bahak, sambil berucap, gimana kamu jadi pramugari tapi gagap berbicara? Pesawat tempur lagi. Gimana kamu memberi informasi kepada penumpang tentang tatacara penerbangan jika kamu gak bisa bicara lancar? Ingat penumpangmu itu para tentara yang membutuhkan informasi yang akurat dan cepat. Tugas mereka tergantung informasi yang mereka dengar. Bagaimana mungkin kamu bisa bekerja dengan baik jika ada jarimu cacat? Pramugari pesaawat tempur itu kerjanya banyak dan lumayan berat.

Saya diam saja mendengar kata-kata beliau ini, bahkan saya juga ikut tertawa lepas menyadari kebodohan saya. Beliau mengatakan hal penting ini, sebagai pramugari kerja harus cepat dan membutuhkan informasi yang akurat. Banyak orang bergantung pada caramu menyampaikan sebuah berita. Jika kamu tak pandai berbicara atau jika orang merasa kesal karena menunggu lama maka banyak hal akan terbengkelai, banyak masalah akan timbul, sekian orang dirugikan, perusahaan akan mengalami kerugian dan banyak hal negatif lainnya. Coba kamu menulis sekian banyak hal yang bisa terjadi akibat kamu yang gagap itu. Ya udah akhirnya saya menulis seperti di atas.

Rupanya cacat bawaan dalam cerita ini membantu saya dalam banyak hal. Gagap berarti berhubungan dengan berbicara. Artinya lagi ada relasi yang dalam dengan sebuah komunikasi yang baik. Bisa terjadi ada ketakutan, rasa tak ingin berbicara karena takut salah dan lainnya.

Menjadi seorang pramugari pesawat tempur apalagi membutuhkan ketepatan dalam berbicara, kelancaran menyampaikan sebuah informasi. Karena para penumpang pesawat ini bukan orang kebanyakan tetapi mereka adalah para tentara yang bekerja dengan cepat dan membutuhkan informasi yang ukurat dan cepat juga. Banyak hal bisa terhambat jika infromasi yang disampaikan tidak jelas atau ragu-ragu.

Jika ada keraguan dalam berbicara mending diam saja dulu, mengambil waktu sejenak untuk menyiapkan diri, menenangkan hati sambil memikirkan kata atau kalimat yang tepat untuk disampaikan. Waktu sejenak ini sangat penting karena menyangkut kepentingan banyak orang.

Komunikasi yang baik antar sesama memastikan tidak ada halangan di antaranya. Paling banyak tantangan dalam sebuah komunikasi adalah rasa takut. Takut salah berbicara, takut yang mendengar tidak paham, takut orang salah mengartikan maksud kita, takut menyinggung perasaan oran glain dan masih banyak ketakutan lainnya.

Di sini pentinglah kita belajar berkomunikasi, di sini fungsi kita  menyiapkan diri sebelum memulai sebuah komunikasi yang intens. Dengan demikian hasil dari sebuah komunikasi adalah relasi yang akrap, tanggapan yang positif.

Mulailah kita berlatih untuk menjalin komunikasi yang baik. Takut gagap? Tenang, Tuhan Yesus akan datang untuk menolongmu. Gagap itu bukan bencana.  IA akan memasukan tanganNya ke dalam mulutmu sambil berucap “Efatalah” Tuhan baik



 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard