Berkawan Dalam Biara
Hidup di biara dengan banyak teman, mempunyai kisah tersendiri. Ada yang lucu
sampai membuat tertawa terbahak-bahak, ada yang membuat sedih, ada lagi kisah
Bersama yang turut menambah imun tubuh, serta banyak kisah dan relasi anatar
kawan yang turut menambah iman kepercayaan kepada Tuhan. Tulisan kali ini
bercerita tentang relasi antar kawan dalam biara yang membawa kegembiraan dan
harapan dengan saling mendukung satu sama lain.
Kisah Pertama
Cerita tentang
vaksin yang sedang diburu oleh banyak masyarakat banyak. Rupanya tingkat
kesadaran masyarakat untuk mau sehat sudah tinggi. Saat ini saya lagi mengantar
Suster sepuh vaksin. Petugas bolak balik teriak, “tolong jaga jarak”, “Ambil
jarak,” “Jauhan, yang tdk berkepentingan mundur saja”! “Yang menganter tdk boleh
kerumunan”
Serentak org pada bubar, kebenaran dari awal sy sdh cari tempat aman
di bawah pohon untuk jaga jarak dan antri. Tiba2 ada petugas menghampiri saya,
sambil berkata, "Suster ini nmr nya" "Baik trims bu" jawab saya Tiba2 seorang
bapak menatap saya dalam2 dan mengatakan, Sr Rina?" " Inggih Pak" " Sejak kapan
tugas di sini"? " Hehehe....belum lama" "Sini saya bantuin" " Iya dengan senang
hati, jawab saya"
Maka proses antrian menjadi lebih pendek berkat bantuan si
bapak yg entah siapa dia. Eh lagi antri, tiba2 disamperin sama seorg petugas
perempuan, masih muda dan cantik " Suster mau ngobrol sebentar" "Waduh ada apa
ya,” batin saya " Begini Suster, ini sama dokter di dalam disuruh antri yang di
disebelah kanan karena suster sudah daftar dari malam" " Oh iya mbak, memang
semalam sy sudah mengirim KTP ke dokter puskesmas"
Terima kasih Tuhan, Engkau
telah mengirim org utk membantu kami. Tak apalah nama say aberubah, kan tidak
baik mengurangi kegembiraan orang lain yang merasa kenal to? Hitung-hitung ikut
berbuat kasih Hehehehhe....
Kisah Kedua
Ursuline Flores Timur Ini Suster Ursulin
orang Flores Timur, hanya kami bertiga, tidak ada lagi generasi penerus yg
mengikuti jejak kami, entah kenapa.
Yang paling pinggir kiri namanya Sr Katarina
Wotan OSU dari Wulublolong Solor Timur. Beliau sudah pesta perak hidup membiara
2 tahun lalu. Jadi sudah angkatan agak tua lah.
Yang pinggir kanan namanya Sr
Ann Hadjon, OSU dari Hokeng, beliau bulan Desember ini juga merayakan pesta
perak hidup membiara. Ya angkatan agak tua juga. Yg tengah itu dari Lembata dan
Adonara. Dia lebih senang mengatakan dari dua daerah itu karena dia cinta
keduanya. Ia masih beberapa tahun lagi agak lama baru bisa pesta perak, sama
angkatan agak tua juga, hehehe...
Angkatan muda dari Flores Timur mana? Semoga
ada anak-anak muda yang mau mengikut jejak kami menjadi Ursulin. Sebetulnya kami
bertiga ini berjuang keras untuk foto bersama karena kami jarang sekali bertemu
bertiga seperti ini. Tapi hambatannya juga banyak. Teman2 kami yang lain rebutan
ikut foto dengan kami, ya sudah pasrah. Foto dengan teman yg lain tidak saya
pasang karena memang lg fokus orang Flores Timur, hehehe....
Tuhan menjaga kami
dan memberi kami kekuatan terus setia padaNya.
Kisah Ketiga
Orangtua ini sangat
ceria dan gembira dalam hidup. Beliau sangat suka bernyanyi dan sering terlibat
dalam kegiatan di kapel. Sangat rendah hati dan minta diajari untuk sesuatu yang
belum dipahami. Kadang saya sabar tapi lebih sering saya kurang sabar dan
meninggalkannya sendirian, hehehe Suster yang masih nampak manis di usia senja
ini sangat menyukai tanaman.
Ia suka menanam dan yang paling banyak itu tanaman
hias. Ada mawar, anggrek, melati, kemuning dan bunga2 tropis lainnya. Jika sudah
yg berbunga maka ia akan meletakkan dalam vas yg manis lalu menghias kapel atau
kamar makan
Saat ini beliau merayakan pesta intan hidup membiara. Tidak banyak
orang yang bisa seperti ini tapi beliau bisa. Mengapa? Karena imannya yang teguh
ada Tuhan. Ia sering meluangkan waktu utk bercakap2 dengan Tuhan yg ia cintai,
lalu berbagi pengalaman doa itu kepada kami yang belum banyak pengalaman dalam
hidup.
Selamat pesta intan my dear Suster Elisabet, bahagia selalu dan sehat.
Teladan hidup dan kesetiaanmu pada Tuhan akan menjadi panutan kami.
KIsah
Keempat
Tidak bnyak orang yg bisa merayakan pesta hidup membiara selama 70
tahun. Paling banter pesta emas 50 tahun dan bebberapa bisa sampai 60 tahun.
Tapi kedua suster ini bisa. Mereka adalah Suster Annunsiata Fillon OSU dan Sr
Birgitha Brouwers, OSU.
Beliau berdua hidup di 4 zaman. Zaman penjajahan
Belanda, zaman Jepang, lalu dilanjutkan di masa kemerdekaan dan seakrang masa
mileneal. Dari segi kesehatan memang terjadi banyak penurunan seperti sakit
tulang, pengelihatan kabur dan beberapa kondisi fisik lainnya karena usia. Tapi
diatas semua itu daya pikir mereka masih oke banget. Mereka masih rajin membaca
walau harus pakai kaca pembesar, masih bisa nonton televisi dan berbicara
politik, keren bukan?
Inillah teladan kesetiaan Tuhan yg nyata, mereka menjadi
contoh untuk kami yg lain yg masih belum tua, yang masih harus berjuang untuk
tekun dan setia pada panggilan Tuhan
Catatan : Sr Birgitha dari Australia dan
ketika ia merayakan pesta ini zaman belum covid dan semua saudaranya ikut hadir.
Seorang saudaranya menjadi imam dan juga ikut hadir. Suster Birgita terkenal
dengan tinggi badan. Anak2 murid saya dulu suka memanggilnya Suster Tinggi.
Sekarang kata beliau ia sdh tidak tinggi lagi krn tulang keropos. Sr Annun orang
Indonesia tapi peranakan Eropa. Semua saudaranya tersebar di Eropa. Sr Annun
sangat suka membaca sambil memegang kaca pembesar.
Kadang2 ia minta para suster
muda utk membantunya mengotak atik HP supaya ia bisa pakai videocall dgn
saudaranya atau dengaan umatnya yg amat ia cintai.
Karena pesta Sr Annun di
zaman covid sehingga yang menyanyi juga virtual tdd dari para suster muda
Ursulin di beberapa komunitas di seluruh Indonesia Proficiat bagimu Suster
Birgitha dan Sr Annun yg amat dikasihi Tuhan. Sehat selalu ya
KIsah Kelima
Hari
ini kami mengenang para pendahulu kami Suster Ursulin yg datang ke Indonesia
memulai misi baru di negri yg indah ini. 164 tahun yg lalu dgn segala kondisi yg
ada, zaman perang, susah segalanya tapi mereka berani dan tekun. Sampai dgn
detik ini Ursulin dengan keberadaannya berusaha meneruskan karya mulia dgn
kegembiraan, harapan dan perjuangan tersendiri yg tentu saja tidak mudah tetapi
DIA yg mengutus memberi kekuatan pada masing2 kami utk terus bertahan dan setia
pdNya.
Para Suster Ursulin pendahulu kami bnyak yg tdk kembali ke negri mrk dan
memilih Indonesia sbg tempat terakhir hidupnya. Ada yg dimakamkan di pemakaman
umum Pandu di Bandung, ada lg di pemakaman umum Paneleh Surabaya dan si beberapa
tempat lain di mana mereka bertugas. Bahkan ada dua suster bersaudara memilih
dimakamkan berdampingan di Pandu. Mereka adalah Zr Anna dan Zr Martha Bierings.
Terharu, semoga karena doa2mu para suster pendahulu memampukan kami utk
meneruskan karya Tuhan yg ajaib ini. #Ursulin 164 di negeri yg indah ini, NKRI
harga mati#
Kisah Keenam
Namanya Sr Materna , setiap kami pulang berpergian
bersama anak2 utk study tour atau piknik, beliau selalu bertanya bgmana anak2
hari ini, mereka sehat kan, tdk ada yg sakit bukan? Lalu pelan pelan ia pergi
meniup lilin yg beliau pasang di depan patung Bunda Maria atau St Angela. Sebuah
teladan hidup yg patut dicontoh, selalu berdoa utk para susternya dan anak didik
di sekolah tanpa diminta.
Selamat pesta intan Suster Beliau telah berpesta intan
dalam hidup membiara di Ordo Santa Ursula (OSU) Intan = 60 tahun. Bayangkan
beliau sudah hidup dalam biara selama itu berarti sekarang umurnya berapa?.
Tetap sehat ya suster sayang, doakan kami yang belum tua, masih lari sana sini,
sibuk yang tidak perlu sampai lupa mendengarkan suara DIA. Tetap ceria di hari
tua dengan pesan dan teladan hidupmu yang tak lekang dimangsa zaman
Kisah
Ketujuh
Masih tentang Suster Ursulin orang Flores Timur ( Keuskupan Larantuka).
Namanya Sr Ann Hadjon, beliau baru saja merayakan pesta perak hidup membiara.
Sebagai seorang Ursulin beliau telah membuktikan bahwa Tuhan setia padanya, dan
dengan kesetiaan Tuhan yg besar itu ia berusaha membalas dengan menjadi setia
selama 25 tahun.
Beliau banyak bergaul dengan para gadis muda calon Ursulin di
bidang pembentukan. Para gadis muda ini berasal dari banyak tempat di Indonesia
dan bersedia dgn tulus utk bergabung bersama para suster Ursulin. Suster Ann
dengan kelembutan hati dibarengi dengan sikap tegas dan disiplin, berusaha
memperkenalkan Tuhan yg setia kepada para angkatan muda.
Komentar