Corona vs Koronka


Tergelitik hati saya ketika membaca judul sebuah foto di media sosial, judulnya keren Corona versus Koronka. Tentu kita semua paham kalau sekarang dunia sedang geger karena virus corona, tak terkecuali di Indonesia. Baru kemarin Presiden Jokowi memaparkan bahwa sudah ada dua orang telah positip terpapas virus yang membahayakan itu.. Sontak seluruh warga plus 62 ramai dengan bermacam-macam respon. Televisi tak berhenti menyiarkan tentang virus ini, bagaiamna supaya kita tidak terkontaminasi virus, atau bagaimana cara kita ketika merasakan beberapa gejala timbul di tubuh agar segera ke dokter atau berita lain tips-tips aman menjaga kesehatan badan atau berita yang paling seru tentang stok masker,beras habis di supermarket karena diborong oleh orang-orang yang panik. 

Media sosial riuh rendah dengan bermacam-macam komentar yang tidak jelas ujung pangkal, ada yang bersikap positip, ada yang menyalahkan orang lain, bahkan tidak sedikit yang mempersoalkan kenapa orang yang terjangkit virus ini bisa masuk ke bandara, apakah karena bandara tidak mempunyai alat cukup akurat untuk mendekteksi? Ah macam-macam berita simpang siur, sampai-sampai saya sendiri ketika membaca semua ini langsung merasa suhu tubuh meningkat dan langsung batuk, hahahhha.... ini namanya sugesti akutt.

Berita-berita ini ada benarnya, tetapi supaya kita tidak salah arah, sebaiknya mulai sekarang seleksi dalam membaca berita atau mengklik sebuah info media sosial atau tidak menonton acara televisi. Berita-berita yang simpang siur memuat batin kita tidak aman dan gelisah, lalu mulai  mencari jalan aman, bagaimana caranya supaya kita bisa terhindar dari penyakit ini, atau yang paling sedih adalah kita mulai memandang setiap orang yang mungkin saat ini sedang batuk atau panas sebagai seorang penderita corona. Lebih parah lagi ketika kita berada di tempat umum atau naik kendaraan umum, kita menjadi curiga satu sama lain lalu timbul rasa tidak aman dan dengan gegabah menyetok bahan makanan dan lain sebagainya.

Sebetulnya jika kita panik maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. Semua jalan menjadi buntu dan akhirnya kita menjadi benar-benar sakit. Sebuah tulisan Antony De Mello tentang panik ini. Anthony mengatakan: Wabah sedang menuju ke Damaskus dan melewati seorang kafilah di padang gurun. “Mau ke mana kau wabah?” tanya kafilah. “Mau ke Damaskus, merenggut 1000 nyawa” Sekembalinya dari Damaskus, si wabah ketemu lagi sama kafilah itu dan kafilah protes, “Hai wabah, kau  merenggut 50.000 nyawa, bukan 1000 seperti katamu” “Kagak”, kata si wabah, “Aku beneran ambil 1000 nyawa, sisanya mati karena ketakutan”

Rasa takut membuat kita kehilangan akal sehat untuk berpikir, mending kita  ikuti saran dari banyak orang dan banyak dokter yang mengatakan mari menjaga kesehatan, makan yang cukup, isitrahat dan olahraga agar tubuh kita tetap fit, jangan sampai rasa panik mengalahkan kita lalu mulai ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum tentu benar, seperti belum lama tersebar sebuah video tentang bagaimana cara kreatif untuk mengatasi kelangkaan masker di apotik dan supermarket. Video itu menunjukkan cara membuat masker dari  tissue basah. Gunting ke ujung tissue  lalu dipakai sebagai masker. Kreatif memang, tapi tahukah kita kalau tissue basah itu mengandung antiseptik yang kalau dihirup dalam waktu lama akan berbahaya bagi paru-paru kita? Banyak orang yang sehat kembali setelah terpapar virus corona ini, jadi baiklah kalau kita mulai sekarang menanamkan keyakinan dalam hati bahwa Tuhan akan membantu kita di setiap kesulitan hidup. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh sembari menjaga kesehatan badan.

 Kata Koronka pada judul tulisan ini merujuk pada sebuah kegiatan doa yang terjadi pada pukul 15.00 atau 3 petang. Bagi banyak orang doa koronka ini sangat ampuh dalam mengabulkan setiap permohonan yang kita panjatkan. Ada banyak orang yang merasa tertolong berkat doa ini. Doa ini tidak susah, kita hanya perlu menyiapkan waktu siang pukul 3, di mana untuk sebagian orang, ini waktu yang sulit, mungkin karena jam istirahat, atau bagi orang-orang tertnetu ini masih jam kerja dan lain-lain. Mendaraskan doa ini tidak membutuhkan waktu yang panjang, hanya 10 menit, karena merupakan doa pengulangan yang terus menerus menggunakan untaian biji rosario. Keyakinan kita sangat diperlukan agar doa kita dikabulkan oleh Tuhan.

Kalau tidak sempat berdoa koronka, kita juga berdoa yang lain, devosi kepada santo dan santa tertentu yang terkenal karena kesuciannya, ia mampu menyampaikan doa-doa kita kepada Tuhan. Sebuah kisah kuno tapi benar terjadi. Cerita ini dari pengalaman nyata para suster Ursulin di Sittard, Belanda. Tahun 1866 ada epidemi kolera melanda propinsi Limburg, Belanda dan kota Luik (Leige), Belgia. Seorang janda yang tinggal di Luik mengirimkan medali yang berasal dari Issoudun, Belgia. Medali bergambar Bunda Hati Kudus dengan inskripsi”Notre Dame du Sacre Cour, Priez Pour Nous’ ditujukan kepada putri-putrinya yang bersekolah di sekolah suster Ursulin di Sittard Belanda. Mereka juga tinggal di asrama. Seketika medali tersebut menjadi “viral” diantara penghuni asrama. Dengan tekun mereka mulai mendaraskan devosi Bunda Hati Kudus. 

Para suster Ursulin  sebetulnya masih asing dengan devosi ini dan bertanya-tanya dari mana asalnya. Kendati demikian mereka membiarkan anak didik berdoa devosi tersebut. Keajaiban terjadi, kota Sittard terbebas dari libasan kolera yang mematikan. Rasa terima kasih para suster diwujudkan dengan membangun sebuah gerja (Basilika Minor) yang dinamakan Onze Lieve Vrow van het Heilig Gart (Bunda Maria Hati Kudus) (dari buku Jejak cinta karangan Connie Lianto berdasarkan cerita kronik dari para Suster Ursulin di Sittard Belanda)  (het blauwe boekje jaar basiliek Sittard). 

Maka marilah kita mulai berdoa seraya menjaga kesehatan tubuh serta memberi aura positip bagi semua orang yang berada di sekitar kita tentang pentingnya menjaga kesehatan dan tidak panik dalam menghadapi sebuah situasi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard