WhatsApp Group
Semua
orang pasti pernah menjadi anggota dari sebuah group percakapan yang dikenal
dengan nama WhatsApp Group atau disingkat WAG. Penggunaan WAG sangat luas,
mulai dari sekedar berbasa-basi, sampai untuk memperlancar proses koordinasi sebuah kegiatan atau acara,
kegiatan resmi maupun komunikasi antar keluarga.
“ Kita
buat group ya”
“Ayo
tak masukin kamu dalam group ya, biar
gak ketinggalan info”
“Kamu
sudah tau info terbaru belum? Itu ada dalam group”
“Eh
tau gak, si anu, si B itu orangnya ternyata baperan ya, “
Bahkan
tidak jarang ajang group ini jadi arena gibah-gibahan. Semua orang dengan
sangat kencang berusaha menjadi sumber info yang pertama. Bagusnya kalau itu
info positif, gimana kalau yang negatif? Nething dong.
Hampir
pasti tiap orang yang pakai HP memiliki lebih dari 10 group. Mulai dari group alumni SD – sampai
group kantor. Bahkan ada juga group sekolah di mana anaknya belajar, group
arisan, group RT dan ribuan group lainnya. Karena menjadi anggota dari
banyaknya group ini maka sering terjadi pesan salah kamar. Saking banyaknya
percakapan, tangan terlatih untuk menulis pesan dan langsung di-send tanpa
teliti melihat ke group mana pesan itu dikirim.
Kembali
ke kelompok-kelompok percakapan, menurut fungsi kelompok percakapan seperti ini
sangat penting. Pertama tentu saja supaya tidak ketinggalan informasi. Contoh :
Jika masuk dalam kelompok kantor atau kelompok orangtua murid di sekolah.
Kadang terjadi bos atau guru menyampaikan informasi atau pengumuman tertentu.
Kadang
ada ucapan seperti ini, “Itu loh ada pengumuman di group, ada tugas baru, atau
ada ulangan besok hari atau jika itu group arisan.” atau akan ada kalimat,
“Besok ada arisan di rumah bu RT.” dan seterusnya.
Sebegitu
pentingkah group-group ini ada dalam lingkaran hidup kita? Atau dengan kalimat
lain, seberapa penting saya menjadi anggota sebuah group atau perkumpulan?
Jika
ada pertanyaan seperti ini maka harus kembali kepada diri sendiri. Apakah saya
merasa terbantu dengan menjadi anggota sebuah group percakapan? Atau saya
merasa terganggu dengan percakapan-percakapan dalam kelompok? Atau saya merasa terhibur dan jarang sekali tersinggung?
Semua
rasa itu dimiliki oleh semua anggota group, hanya tingkat kepekaannya berbeda.
Soalnya, dalam kelompok ada yang baperan, ada orang cuek bebek tingkat tinggi,
ada orang yang sopan santunnya ok. Bahkan ada orang yang pandai sekali bersilat
lidah selalu saja kata yang ia ucapkan logis dan masuk akal. Ada teman kelompok
yang pinter dan jadi sumber konfirmasi untuk sebuah kebenaran berita. Ada yang
lain suka pamer foto baik selfie diri maupun foto makanan, ada yang lain juga
promosi jualan dll
Biasanya
tiap kelompok atau group percakapan sudah memiliki aturan tertentu yang tidak
tertulis. Misalnya tidak untuk promosi jualan atau promosi anak sekolah dll.
Tetapi jika itu berisi himbauan penting atau informasi yang berharga maka
sangat dianjurkan untuk diposting di group.
Setiap
orang harus merasa nyaman dengan group tertentu yang ia miliki. Di group itu ia
bisa berkata apa saja, bisa marah-marah, bisa membuat orang lain kesal dan lain
sebagainya. Anggota kelompok yang lain juga tidak merasa sungkan jika
berkata-kata. Seperti ada kesepakatan tertentu, bahwa di dalam group ini semua
bebas dan terpimpin. Jika merasa lucu bolehlah tertawa terbahak-bahak. Jika
perlu untuk menegur teman yang lain cukup dengan memberi stiker tertentu yang
isinya sudah dipahami oleh semua.
Saya
sendiri memiliki kelompok pertemanan yang indah dari kelompok SD/SMP. Group ini
membawa kegembiraan tersendiri, bukan berarti kelompok lain tidak penting.
Mungkin karena kami bersama sejak kecil jadi berbicara apa saja nyambung.
Topiknya macam-macam tentang pembelajaran di sekolah dulu, atau tentang
guru-guru yang sudah menua semua atau tentang kejadian-kejadian di kelas
sekolah dasar dulu. Bahkan banyak di antara kami semua yang masih menyimpan
foto zaman kami masa kecil. Menyenangkan, bukan? Dalam group zaman kecil ini
berbicara apa adanya itu wajib, bersenda gurau itu biasa walau sampai
sehancur-hancurnya berkata tapi tidak menimbulkan rasa tersinggung dan marah.
Ada
saja teman-teman di group yang baik hati dan memiliki rasa sabar yang unlimited.
Bahkan bisa sambung menyambung saling olokan tanpa ada yang tersinggung. Bahkan
yang ada adalah rasa tertawa terbahak-bahak dan gembira. Kadang kami melakukan
panggilan video dan bergibah bareng.
“Sejarah”
Group
Group
ini memang bertujuan untuk bernostalgia, mengenang masa kecil yang sangat
membahagiakan. Diinisiasi oleh salah satu teman yang sudah pergi mendahului
kami (RIP), namun semangatnya untuk menjaga tali silaturahmi dan ajang
nostalgia tetap kami pelihara. Grup ini sendiri merupakan group sempalan buat
teman yang “satu frekwensi”. Kami seakan menjadi “anak kecil” dengan pemikiran
dewasa. Tidak ada “jaim”, Banyak kenangan dan pelajaran yg kami dapatkan ketika
itu. Tidak untuk terjebak di masa lalu, tetapi untuk dikombinasikan dengan
situasi sekarang. Misalnya, ketika terjadi gempa, kami akan mengenang
pengalaman menghadapi gempa saat SD dengan kondisi sekarang. Ketika ada yg
jatuh sakit, kami kan berbagi ramuan tradisional yg dulu biasa kami dapatkan
untuk mengatasi penyakit tersebut. Ketika ada yg khawatir dengan vaksin, ada yg
berbagi pengalaman tentang penerimaan vaksin saat SD dengan segala efek sampingya.
Kebiasaan Warga Group
Karena
interaksi dalam grup ini sangat aktif (ratusan chat per hari), saya bahkan bisa
mengenal dengan baik pola postingan teman-teman ini. Sebut saja si Amat (nama
samaran), teman saya ini sukanya posting makanan. Tiada hari tanpa makanan.
Pagi-pagi buta sudah ada gambar makanan, lalu agak siang sedikit dia akan pamer
makan siang dan seterusnya sampai malam pun demikian. Kata dia sih, itu makanan
yang dimakan sehari-hari buatan anak gadisnya yang pinter masak. Kadang makanan
yang ia lihat di warung (lihat saja, tak pernah beli barangkali).
Gimana
reaksi anggota group? Wah, ada yang senang karena katanya menambah selera makan
ketika lihat gambar di HP (ada, ya, orang yang seperti itu). Ada lagi yang suka
nanya-nanya, gimana resep makanan itu, barangkali mau niru masak juga. Yang
lain minta dikirim, termasuk saya yang berkali-kali minta dikirim tapi tidak
pernah dikirim. Entah teman saya ini pelit atau merasa saya tak layak untuk
dikirimi, tak tau dengan pasti.
Ada
teman saya yang lain, setiap kali mengatakan mulutnya pahit, rasa gak enak,
pengen makan sesuatu, sampai-sampai semua teman ketularan. Jika merasa agak
gimana, begitu, langsung menulis sesuatu, hehehhe
Teman
saya yang lain itu hobby nya menyanyi. Mau pagi, siang dan malam selalu posting
potongan bait lagu dengan simbol not balok. Kadang kami semua tergoda untuk
ikut menyanyi walau hanya dalam bentuk tulisan. Tapi yang paling sering ikut
duet adalah teman saya yang punya chanel youtube sendiri. Mereka berdua ini
bisa sampe larut malam terus saja bernyanyi. Jika sudah begitu, ada lagi yang
lain tiba-tiba datang bawa sapu untuk mengusir dan menyuruh agar segera tidur,
supaya besok bisa bangun dengan segar. Tentu saja sapu ini dalam bentuk stiker
atau emoticon.
Nah
ada teman saya yang paling baik, tidak pernah marah walau hampir setiap hari
diberi kalimat mepet-mepet menyinggung. Tapi dia dengan kebaikan hatinya
menanggapi dengan gembira. Kebetulan teman saya ini rambutnya sudah banyak yang
jatuh ke tanah sehingga menyisakan tempat yang cukup luas di area kepala bagian
depan, hehehhe. Teman saya ini sering menjadi tempat kami bertanya, tempat
curhat bahkan boleh dikatakan menjadi tempat penguatan dikala ada di antara
kami yang merasa lemah dan kurang percaya diri. Secara orangnya baik dan
memiliki wawasan luas, jadi ketika ditanya sesuatu langsung deh respon positif
muncul.
Ada
juga teman lain yang hanya suka membaca saja. Kebiasaan baik sih itu yakni
membaca. Tidak seperti teman lain yang malas membaca. Aduh, sampai capek deh kalau
menyuruh dia membaca. Gimana mau suka membaca, wong sebut nama temannya yang
lain saja suka salah kok. Teman-teman yang suka membaca ini saya yakin saat
baca pasti senyum-senyum sendiri tapi tidak bisa merespon karena masih sibuk
dengan pekerjaan dan urusan keluarga lainnya. Tak apa-apa...
Kesimpulan
Hehehe,
seperti artikel ilmiah saja. Tapi “kesimpulan” juga merupakan salah satu
kebiasaan dari anggota grup ini. Karena frekwensi pembicaraan yang mencapai
ratusan chat sehari – sementara ybs punya kesibukan di dunia nyata – tidak
semua chat sempat dibaca secara teliti. Anggota ini muncul di saat senggangnya
dan menanyakan apa kesimpulan dari isi chat sebelumnya. Bagaimana respon teman
lain? Ada kalanya mereka berbaik hati dan membuat ringkasan, tentu saja
ringkasan yang sudah dikaburkan, karena kadang menggibah yang bertanya. Tapi
tidak jarang pula anggota grup yang meminta ybs utk “memanjat” dan baca
sendiri.
Itulah
sekilas dinamika grup yang tidak pernah tidak membuat saya tersenyum bahagia.
Bagaimana
dengan dinamika WAG Anda?
Komentar