Anak Milineal vs Anak Kolonial


Zaman sekarang ditandai dengan bermacam-macam perubahan, mulai dari yang kecil dan sederhana seperti kompor minyak tanah diganti kompor gas, toko sederhana menjadi toko serba ada bahkan meningkat menjadi mall sampai dengan telepon sederhana zaman dulu mulai dari HP segede gajah, lalu muncul hp kecil dan sekarang kembali pada hp gede dengan lebih banyak fitur dan akhirknya menjadi hp pintar karena hp ini telah mengganti banyak hal. HP pintar bisa dipakai  untuk menonton televisi, hp dapat dipakai untuk memutar musik, mendengar radio, menggantikan fungsi kamera yang sebenarnya, bahkan bisa membuat computer Pentium yang paling canggih terpinggirkan.

Perubahan ini merasuk masuk dalam kehidupan keluarga dan anak-anak. Banyak keluarga kena imbas dari perkembangan ini, anak-anak zaman sekarang atau disebuat anak milineal bertumbuh seiring perubahan zaman. Siapa –siapa yang disebut anak milineal? Anak milineal adalah anak-anak yang hidup di zaman sekarang yang semuanya canggih, belajar tidak perlu membuka buku, cukup online HP, anak yang tidak lagi mengenal relasi persaudaraan yang kental, anak yang hampir pasti kurang mengenal perjuangan orangtua zaman dulu yang serba kekurangan dan serba perjuangan untuk mencapai suatu hal yang didinginkan. 

Anak milineal adalah anak yang tidak mengenal apa itu permainan-permainan tradisional yang membutuhkan ketrampilan fisik untuk bermain. Anak milineal adalah anak yang hidup dengan perkembangan dunia baik itu perkembangan elektronik maupun teknologi informasi yang mengitarinya. Anak yang sangat pandai mengotak atik barang-barang eletronik dan barang telekomunikasi dengan begitu cepat plus mampu memecahkan persoalan rumit. Anak yang tidak terlalu peduli dengan dunia sekitarnya karena waktu mereka habis untuk main games, anak yang tidak pandai lagi menari tarian tradisional dengan piawai, anak yang kurang bisa menyanyikan lagu-lagu daerah Indonesia atau lagu-lagu perjuangan. Mereka hanya bisa bernyanyi apabila diajarkan di sekolah, jika tidak maka mereka tidak akan tahu. Anak yang tidak lagi mengerti keberadaan buah-buah tradisional yang hampir punah  dan yang terakhir adalah anak-anak yang tumbuh dengan berbagai budaya modern sampai-sampai mereka agak melupakan budaya lokal. Dari bangun pagi hingga tidur malam mereka disuguhi bermacam-macam tontonan di televisi, mereka terlibat berbagai games yang tersebar di hp, makan bersama hp, bermain games sesukanya di hp, tidurpun sambil memeluk hp. Akibatnya mereka menjadi anti sosial, kawan mereka hanya sesama teman yang ada di dunia maya, percakapan mereka setiap hari tidak jauh dari perkembangan games terbaru, atau bagaimana caranya bermain di hp sepanjang hari tanpa mengeluarkan uang dan lain sebagainya. Hubungan dengan orangtua kurang harmonis, karena orangtua dan keluarga yang lainpun hampir pasti tidak jauh dari hp. Dialog dalam keluarga hanya sebatas perlu, tidak ada lagi dongeng sebelum tidur yang pernah menjadi masa keemasan anak-anak zaman dulu.

Bagaimana dengan anak-anak yang disebut anak kolonial? Anak kolonial itu siapa saja mereka? Istilah kolonial ini bukan istilah umum karena arti kolonial sendiri adalah yang berkaitan dengan zaman penjajahan. Sebutan kolonial ini sekedar sebutan untuk membedakan mereka dengan anak zaman sekarang. Dengan kata lain anak kolonial sama dengan anak dulu. Mengambil istilah kolonial sepintas artinya anak-anak yang hidup di zaman yang telah lewat. Kalau sekarang mereka sedang berada di umur-umur produktif, mereka segang giat-giatnya berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan gembira penuh semangat. 

Anak kolonial saat ini berumur diantara 40 sampai dengan 50 tahun, artinya mereka sudah memasuki usia dewasa. Anak kolonial adalah anak yang pernah merasakan hidup susah di zaman yang telah lewat, anak yang pernah terlibat dalam permainan-permainan desa atau permainan tradisional seperti main congklak, main gobak sodor, mau main lompat tali, atau anak yang pernah mengalami mandi dikali sampai sore hari dan lupa pulang sampai harus dikejar pakai rotan oleh orangtua mereka. Anak yang mau bermain kotor-kotoran dengan kerbau di sawah, anak yang tidak mengenal hp dengan segala fitur modern, tetapi ketika zaman hp melanda hidup mereka, mereka bisa menyesuaikan diri bahkan terlibat dengan tenaga dan usia yang prima. 

Anak kolonial tahu apa yang namanya lagu-lagu daerah Indonesia, mereka mengerti sopan santun dan relasi personal entah dalam keluarga maupun dalam relasi sosial. Mereka giat belajar pada zaman ia sekolah dan tekun berjuang karena memikirkan perjuangan orangtuanya. Anak kolonial tahu apa yang dinamakan belajar sendiri tanpa dioyak-oyak oleh guru dan orang dewasa dan diatas segalanya anak kolonial mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan abad 21.

Perjuangan para guru dan orang dewasa zaman sekarang yang sudah termasuk dalam anak kolonial adalah bagaimana mendampingi anak-anak milineal agar mereka dapat bertumbuh dengan baik dan sempurna dalam komunitas global sekarang, agar mereka tidak kehilangan jati diri, tidak menghabiskan waktu dengan hal yang tidak perlu serta mau berusaha untuk berjuang keras untuk membangun masa depan. Membangun masa depan bukan mencari masa depan. Caranya adalah dengan belajar sungguh-sungguh, berjuang keras untuk tekun dan terlibat dalam usaha sekecil apapun untuk perkembangan pribadi mereka. Guru dan orang dewasa yang ada di sekitar mereka turut bertanggung jawab untuk masa depan mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tours' dan Marie Incarnasi

Gadis KEcil Dari Desa

Mereka Datang Dari Sittard